021

Juan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Kana.

“Pagi kakak Juju.” Sapa Lila.

Juan tersenyum kecil. “Pagi Lila.”

“Kakak Juju pasti cari kakak Naya kan?”

Juan mengangguk malu.

Lila merentangkan kedua tangannya membuat Juan menatapnya bingung.

Juan diam menunggu Lila mengatakan maksudnya namun Lila juga diam menunggu Juan melakukan permintaannya.

Karena Juan tidak juga bergerak gadis kecil itu langsung memasang wajah cemberut lalu pergi dengan menghentakkan kakinya keras.

Juan mengernyit menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bingung.

Tiba-tiba seseorang menabrak punggungnya.

Juan meringis.

“Eh kamu gapapa?”

Itu Kana.

“Gapapa.” Juan berbalik menatap Kana, akhirnya dia menemukan gadis itu.

“Beneran? Terus kenapa kamu kayak kesakitan pas aku tabrak?”

“Engga Kana, gue gapapa. Mending ikut gue sini.” Juan menarik tangan Kana pelan.

Gadis itu melangkahkan kakinya mengikuti kemana Juan membawanya.

“Juan ini dimana?” Tanya Kana saat menyadari dia melewati arah yang tidak pernah dilaluinya.

“Ini taman baru Kana.”

Kana terlihat bahagia. “Beneran taman baru?”

Juan tersenyum mengangguki pertanyaan Kana.

“Iya.” Juan jelas berbohong. Tempat ini hanya trotoar pinggir jalan kompleks yang kebetulan ada kursi disana.

Juan menuntun Kana untuk duduk.

“Tunggu disini.”

Lekukan terbentuk di dahi Kana, penasaran terhadap apa yang dilakukan Juan.

“Ini.” Juan meletakkan dua tangkai bunga di tangan Kana.

“Bunga?” Tanya Kana antusias.

“Iya.”

“Kamu dapet darimana?”

“Punya orang, itu dirumah disana bunganya bagus. Jadi gue cabut.”

Ekspresi Kana berubah menjadi ekspresi terkejut.

Juan menatap Kana bingung.

“Kenapa muka lo kayak gitu?”

“Juan kenapa dicabut punya orang? Gaboleh.” Ucapnya sedih.

“Emang kenapa?”

“Kamu kan gatau bunga ini bisa aja favorit pemilik rumah dan selama ini dia bener-bener ngerawat bunganya hati-hati tapi kamu malah nyabut.” Kana menghela napas.

Juan lagi-lagi kagum dengan cara pikir gadis di depannya ini.

Bagaimana bisa dia berpikir tentang pemilik bunga ini padahal sebelumnya dia terlihat sangat senang.

“Lain kali jangan cabut punya orang ya.”

“Ga janji.”

“Jangan berantem sama Travis juga.”

Juan terkejut, bagaimana Kana bisa tau?

“Aku denger kamu ngomel semalem.”

Juan menghela napas lega, semalam dia memang meracau memaki Travis karena gara-gara dia bibirnya jadi luka dan susah untuk makan.

“Ga janji lagi.”