— 03
tw // ailurophobia
Di jam istirahat yang tenang pada pelajaran penjas, Luna kini tertawa bersama teman sekelasnya.
Tak jauh dari tempatnya berada seorang lelaki berjalan menggendong seekor kucing.
Riki tersenyum penuh arti, Luna tidak menyadari kedatangannya.
Beberapa hari yang lalu dia sempat mendengar Sean mengatakan bahwa gadis itu takut kepada kucing.
Menurut Riki itu adalah hal yang aneh. Makhluk lucu seperti kucing di tangannya ini bukanlah seekor singa atau harimau, mengapa harus takut?
Hingga akhirnya sebuah ide terlintas saat dia menemukan kucing ini di kantin.
Sean yang melihat itu dari jauh menyipitkan matanya. Merasa ada yang tidak beres. Tiba-tiba saja Riki berlari lalu meletakkan kucing itu di pangkuan Luna yang seketika membuat tubuh gadis itu menegang dan keringat langsung membanjiri tubuhnya.
Tubuhnya gemetar, bayangan masa lalu terpatri jelas di depan matanya seolah sebuah film yang kembali diputar.
Dia berteriak. Tubuhnya gemetar.
Semua orang panik tak terkecuali Riki.
Sean berlari mengambil kucing itu dan memberikannya kepada salah satu temannya disana.
Tatapan tajam dia hunuskan kepada lelaki yang juga mematung, menyadari bahwa perbuatannya salah.
“Lun? Luna?”
“S..sean?” Luna tampak kacau. Sean mencoba memapahnya namun sedetik setelah dia berdiri tubuhnya ambruk.
“Eh kenapa Se?” Tanya Juan yang muncul di tengah-tengah keramaian.
Tidak menjawab, Sean hanya menunjuk Riki dengan dagunya membuat Juan bingung.
“Yaudah bawa Luna dulu ke uks.”
Mereka membuka jalan untuk Luna sementara Riki, ditinggalkan sendirian dengan rasa bersalah yang sangat besar.