080
Juan berlari menuju ruang kerja papanya.
Dia terkejut, bagaimana bisa papanya mengetahui tentang Kana.
“Papa?” Napas Juan tersengal.
“Kenapa kamu?”
“Papa, kenapa papa tau soal Kana?”
Papanya mengangguk paham kearah mana pembicaraan mereka.
“Oh namanya Kana?”
Juan tidak menjawab, dia memilih diam menunggu jawaban dari pertanyaannya.
Papanya menegakkan bahu menatap Juan.
“Papa suruh bawahan buat ikutin kamu.”
Sejak saat pembicaraan mereka di ruang kerja beberapa waktu yang lalu Juan sudah curiga kalau papanya tidak akan tinggal diam. Ternyata benar, lelaki itu mengirim bawahannya untuk memata-matai Juan.
“Papa jangan sentuh dia.”
Papanya tergelak. “Kenapa memangnya? Pacarmu?”
“Kamu kenal Papa Juan, Papa tidak akan mengganggu seseorang jika dia tidak mencari masalah lebih dulu. Lagian kamu harusnya belajar pilih teman, jangan berteman dengan gadis seperti Kana. Cari teman yang bisa menguntungkan kamu bukan yang bikin rugi macam dua teman kamu yang berandal itu.”
Juan mendecak, memutar bola matanya malas.
Dia berbalik berjalan menuju pintu.
“Jangan lupa sama janjimu Juan Ivander.”
Juan hanya terus berjalan tidak niat memberikan respon.
