103
Kana mendengus, dadanya sesak. Kerinduannya kepada sosok Juan sudah sangat menyiksa.
Bulir air mata menetes perlahan. Gadis itu memeluk lututnya erat.
“Juan..” lirih Kana.
“Juan kemana sih, kok gapernah hubungin Kana.”
Sebisa mungkin Kana menahan diri agar tak bersuara namun mustahil melakukannya.
Isak tangis mulai memenuhi kamarnya.
Hingga hp nya bergetar menunjukkan panggilan masuk.
Kana mengangkat kepalanya melirik hp nya, dia mengernyit.
Nomor tidak dikenal
Secepat kilat Kana menghapus bekas air matanya lalu menerima panggilan itu.
“Halo?”
“Ini siapa?”
Kana melihat kembali layar hp nya. Masih terhubung tapi kenapa tidak ada suara?
“Halo? Aku matiin aja ya.”
Kana memutuskan panggilan itu, bingung.
Siapa orang iseng ini.