124

“Nay tunggu sini ya, gue mau beli eskrim dulu.”

Kanaya mengangguk senang.

Riki lalu menjauh dengan berlari kecil.

Kanaya melihat-lihat bunga di taman.

Senyumnya kembali muncul saat kenangan bersama Juan terputar di otaknya.

Dia merogoh saku celananya menarik hp miliknya untuk memotret bunga-bunga ini.

“Yahhh lowbat.” Sungut Kanaya.

“Pantesan chat gue ga dibaca.”

Bola mata Kanaya membulat sempurna, tubuhnya menegang.