168

Riki berjalan dengan senyuman cerah keluar dari sport-stasion yang ada di salah satu mall di Jakarta.

Tiba-tiba saja dua orang melintas tak jauh dari tempatnya berdiri.

Salah satunya adalah sosok yang sangat dikenalinya.

Dia bersama dengan satu orang lainnya memasuki salah satu toko sepatu yang ada disana.

Rahang Riki mengeras. Dia mengekori kedua orang itu dan menunggunya untuk keluar.

Tak lupa dia mengetikkan sesuatu di hp nya.

Hingga tak lama kedua orang itu keluar dari sana.

Gadis yang tak pernah dia kenal kini merangkul tangan sahabatnya— Juan.

Riki mengikuti mereka hingga ke basement.

Sampai dimana mereka berhenti lalu Juan terlihat mendekatkan wajahnya ke gadis itu.

Mata Riki membulat. Berlari menghampiri kedua orang itu.

“JUAN ANJING!”

Yang dipanggil menoleh dan bug.

Satu bogeman tepat mengenai wajahnya.

Sementara gadis itu terperanjat kaget.

Riki tidak diam, dia mengambil semua kesempatan menonjok wajah Juan karena dia tahu jika dia lengah sedetikpun maka dia yang akan habis hari ini.

“Lo brengsek bajingan.”

Dari jauh terdengar suara yang mereka kenal.

“Yaelah anjing woe udah.” Itu Sean dengan seorang gadis yang ikut dibelakangnya— Kanaya.