198
tw // car accident, blood, panic attack
“Kana!”
Gadis yang dipanggil menoleh tepat saat dirinta terdorong lalu terjatuh.
Sedangkan Riki, kini sudah terlempar dan bersimbah darah.
Kana terkejut bukan main, kepalanya sakit. Mengingat serpihan-serpihan kejadian yang menimpanya beberapa tahun lalu membuat kakinya lemas tak mampu menghampiri Riki yang sudah ramai dikerumuni orang banyak.
Dia mengetik pesan kepada Juan dan Sean semampunya.
Gadis itu lalu merangkak mendekati Riki.
Kana memangku kepala Riki memastikan agar lelaki itu tetap membuka matanya.
“Riki.” Panggil Kana dengan air mata membasahi wajahnya.
Riki tersenyum menatap Kanaya sebisanya.
Dia memberikan hapenya kepada Kanaya. “Simpan hp gue ya Kana, nanti kasih Juan. Ada bukti disana.” Ucapnya tertatih.
Kana hanya terus menangis memangku kepala Riki.
“Riki tolong tetep disini sama Kana ya? Tunggu ambulance datang ya? Kana ga pergi, Kana disini Ki.”
Riki tersenyum. “Makasih ya Kana, atas semuanya. Kana bahagia ya.” Lirih Riki pelan.
Kana menggeleng. “Rikii, Riki liat Kana.”
Namun lelaki itu mulai menutup matanya.