Heeseung mengunjungi apart Aya untuk meluruskan kesalahpahaman diantara mereka karena chat bodoh darinya semalam.

Dia sadar, dia salah. Salah waktu, salah bicara, salah penyampaian. Dia terbawa emosi karena gadis itu masih saja memikirkan lelaki brengsek itu.

Tepat sebelum dia memasuki lift, terlihat gadis yang ingin dia temui itu keluar dari sana.

Bersama Beomgyu.

Tanpa sadar Heeseung menghampiri mereka.

Bugh

β€œHEESEUNG!!”

β€œLO APA APAAN SIH?!” Suara Aya meninggi.

Heeseung terkejut, gadis itu mendorongnya menjauh dan memilih memapah Beomgyu yang tersenyum mengejek dirinya.

β€œAya, gue mau ngomong!” Heeseung hendak menarik Aya menjauh namun gadis itu menepis tangannya.

β€œGa! Gue gamau ninggalin Beomgyu dengan keadaan kayak gini.”

Heeseung tak habis pikir. β€œLo waras ga sih ya? Dia, orang brengsek ini. Udah jadiin lo barang taruhan Aya. Sadar!”

Aya menghela napas. β€œDia udah minta maaf Hee.”

β€œDan lo maafin?”

Aya terdiam.

β€œAya, kamu sadar ga sih dia ini udah melewati batas pertemanan yang sebenernya? Sebuah hubungan tuh harus jadi privasi meskipun kalian sahabatan, dia gada hak buat ikut campur sama keputusan kamu.” Ujar Beomgyu membuat Heeseung menarik kerah bajunya.

β€œHeeseung lepasin ga?!”

Heeseung menatap lelaki itu dengan emosi.

β€œLo.gapantes.buat.Aya.” ucapnya dengan penuh penekanan.

Aya mendorongnya ke belakang.

Plak

Beomgyu mengangkat alisnya saat gadis itu menampar Heeseung.

β€œAya?”

β€œHee, yang dibilang Beomgyu tuh bener. Lo udah kelewat batas. Kalo lo kayak gini terus mending lo gausah ketemu sama gue lagi.”

β€œAya..” Gadis itu tak menghiraukan panggilannya.

Aya memapah Beomgyu, berjalan melewati Heeseung.

β€œYa.. Aya..”

Nihil. Gadis itu benar-benar pergi.

β€œFUCKKKKK” Dia memukul tembok melampiaskan amarahnya.

Bagaimana bisa seorang Aya melakukan ini padanya?