aneh

Sagara menatap Mahen yang memandangi wajah tertidur Agatha.

Pemandangan itu membuat Sagara langsung menyimpulkan sesuatu.

Tiba-tiba pintu terbuka memunculkan sosok Jayden dengan senyuman lebar dan sebuah parcel di tangannya.

Mahen langsung berdiri menyambutnya sedangkan Sagara? Dia hanya memuta bola mata malas.

Disgusting banget astaga, ini saudara gue bukan sih. Pikirnya.

Jayden menatap Sagara aneh. “Loh, sejak kapan kalian akrab?”

Mahen memilih untuk diam.

“Emang lo akrab sama Mahen?” Tanya Sagara tajam.

Jayden tertawa. “At least i have more interaction than you.

Dalam diam, Mahen mengernyit. Ada sesuatu diantara dua bersaudara ini.

“Eh ini buat Agatha kalau udah sadar ya.” Mahen hanya mengangguk menerima pemberian Jayden. Tak mau ambil pusing, lebih tepatnya.

“Lo pulang deh, biar gue yang jagain Agatha.”

“Dih siapa lo nyuruh-nyuruh?”

“Lo kan udah jaganya, giliran gue.”

Mahen menatap kedua bersaudara itu kesal. Masih sempatnya mereka berdebat.

Dia memilih untuk berdiri lalu mendorong Jayden serta Sagara keluar dari ruangan Agatha.

“Mending lo berdua pulang, Agatha biar gue yang jaga.”

Sagara menatapnya tidak terima, dia khawatir Mahen akan terpedaya oleh Jayden kalau saja lelaki itu datang lagi lalu mencoba mencelakai Agatha.

“Ga, kemaren aja lo kecolongan. Gue mau jagain juga.”

Jayden menatap Sagara. Dia tahu, ini adalah langkah saudaranya itu untuk mencegah dia berbuat sesuatu.

“Gue aja yang jagain Agatha.” Ujar Mahen lelah.

“Mending lo berdua pergi dah, serius.” Tekan Mahen lalu mendorong keduanya dengan keras sehingga mereka terjengkang memberi kesempatan untuk Mahen menutup pintu ruang inap Agatha.