Aksa mengendarai mobilnya menuju rumah Sasa, gadis yang sudah bersamanya sejak dua tahun lalu. Gadis lucu, alasannya tersenyum setiap hari karena tingkah gemasnya serta beberapa bawelan dan tingkah cerobohnya yang malah membuat dirinya semakin ingin menjaga Sasa.

Tiba-tiba hapenya berdering.

Aksa meringis saat sebuah nama muncul disana.

“Halo Dhe?”

“Maaf ya, aku lagi gabisa. Mau pergi dulu, ada urusan penting.”

“Entar malem ya jalannya? Ok see you cantik.”

Helaan napas terdengar.

Dhea adalah teman SMA nya dulu, sekaligus orang yang dia sukai.

Namun karena beberapa hal, perasaan itu tak sampai. Membuat Aksa menyerah hingga akhirnya bertemu sosok Sasa, adik tingkatnya.

Tepat saat reuni akbar sekolahnya, mereka bertemu lagi dan harus Aksa akui perasaan itu masih ada. Dia masih merasakan debaran sama seperti dia SMA dulu, hingga akhirnya tanpa sadar dia memulai semua ini.

Tanpa sepengetahuan Sasa, juga Dhea.

Dia sadar, jika salah satu dari mereka mengetahui rahasia ini maka siap tidak siap dia pasti akan kehilangan mereka berdua.

Aksa juga bingung. Dia terjebak.

Bisakah dia bersikap egois? Dengan mempertahankan keduanya? Baik Sasa maupun Dhea sangat berarti untuknya.

Hatinya terbagi dua, dan dia tidak bisa memilih salah satu.