Bingung

Elano kini duduk di kursi teras rumah Lala dengan secangkir cappucino buatan sang Puan.

Wajah Lala terlihat lesu, lebih lesu dari hari-hari dimana dia merengek mengatakan bahwa dia rindu Orion.

Elano menatap perempuan itu lama, menunggu sang Puan menyampaikan isi pikirannya.

“Belakangan gue bareng lo mulu ya El?” Tanya Lala tiba-tiba membuat mata Elano membulat sempurna. Pasalnya, dia berpikir bahwa Lala akan bercerita tentang dirinya dan Orion tapi mengapa malah membahas hal itu.

“Ya kan gue bantuin lo biar ga kangen Orion.” Jawab Elano seadanya.

“Padahal gue punya Nayla sama Sarah, tapi kenapa gue repotin lo ya?” Tanya Lala dengan menopang dagunya dengan kedua tangan.

“Mungkin karena cuma gue yang bersedia bantu? Maksudnya, yang lain kan gamau direcokin sama lo.”

“Terus kenapa lo mau direcokin sama gue disaat yang lain gamau?”

“Kita kan temen, gue juga temen Orion. Dia juga dah minta bantu sama gue dari awal jadi ya gitu.”

Lala mengangguk paham. “Orion nanya El.”

Elano menatap Lala penasaran. “Nanya apa?”

“Gue sanggup ga nungguin dia, gitu.”

“Terus lo jawab apa?”

Lala menggeleng. “Gue diem.” Elano sontak menoyor kepala Lala. “Kebiasaan lo itu. Kalo bingung diem atau ga kabur. Kasian anak orang mikirnya macem-macem karena lo nya gitu.”

“Tapi gue balik nanya.”

Elano mengangkat alisnya. “Gue nanya, dia masih ragu sama gue apa engga? Soalnya gue sampe detik ini masih digantung.”

“Terus Orion jawab apa?”

Lala menggeleng. “Diem juga.”

Elano menggeleng heran. “Cocok lo berdua, sama-sama bego. Harusnya moment itu lo pake buat ungkapin apa yang lo rasain.”

Lala mencebik protes. “Ih gue ngomong ya!”

“Ngomong apa coba?”

“Ya gue ngomong kalo gue takut Orion ketemu cewe disana soalnya gue udah se-sayang itu sama dia. I said, I cannot imagine my days without you gitu.”

Elano tertawa. “Cringe banget sumpah La.”

“Anjing lo.”

“Tapi bagus si lo ngomong gitu. Biar Orionnya mikir terus lo ga digantung lagi.” Ucap Elano sambil menyesap cappucino yang dibuat oleh Lala untuknya.

“Gue takut aja El, sama semua kemungkinan yang ada. Disatu sisi gue gamau hts terus, tapi disisi lain ada hal yang bikin gue ragu. Makanya pas tadi telfon sama Orion gue langsung pura-pura tidur biar dia matiin telfonnya.” Jelas Lala membuat Elano menggelang tak habis pikir.

Lala hanya menunduk. Kebingungan memenuhi dadanya. Jujur saja, hubungan yang entah apa namanya ini membuat dirinya sedikit lelah. Hubungan tanpa nama yang dijalani melalui perantara hp adalah hal yang menguras ketenangan.