first hug

Zeva menatap Kiel canggung, meskipun dia sendiri yang berkata kepada Kiel untuk tidak berubah namun tidak bisa dia pungkiri bersikap biasa saja kepada orang yang sudah mengetahui apa yang dia sembunyikan adalah hal yang sulit. Apalagi Kiel mengetahui itu secara langsung dengan mata kepalanya bukan Zeva yang memberi tahu.

Kiel yang tengah mengunyah roti bakar buatan Zeva mendapati netra gadis itu menatapnya. Keningnya berkerut. “Kenapa Kak?”

Zeva menggeleng cepat. “Gapapa. Udah makan aja.”

Gadis itu menatap deburan ombak serta merasakan angin laut yang menerpa kulitnya.

Dia menutup matanya membiarkan angin laut sore itu menerbangkan segala rasa sakit yang dia rasakan.

Kiel menarik tangannya untuk berdiri namun Zeva meringis.

“Ehh.”

Zeva menarik tangannya namun Kiel dengan cepat menyingkap lengan baju milik Zeva menampilkan sebuah memar di pergelangan tangannya.

Kiel menatap Zeva sendu.

“Jangan natap gue kayak gitu Kiel.”

Kiel menunduk.

Helaan napas terdengar darinya.

“Loh kenapa?”

Zeva menarik bahu Kiel agar lelaki itu menatapnya.

Netranya menangkap milik Kiel yang tengah berair.

Kiel nangis.

“Eh kok nangis?”

Kiel menggeleng. “Sakit banget ya kak?”

Bisa Zeva lihat ketulusan dari mata Kiel yang tak henti-hentinya mengeluarkan air mata.

Tanpa sadar matanya ikut memanas. Zeva menoleh menghindari pandangan Kiel.

Anak lelaki itu mengusap pipinya.

“Kak manfaatin gue ya?”

“Manfaatin gue semau lo. Ya?” Suara Kiel bergetar.

Zeva sekuat tenaga menahan tangisannya namun dia gagal.

Bahunya bergetar hebat.

Dia menangis.

Bukan lagi tangisan dalam diam seperti yang biasa dia lakukan tepat setelah dia menerima pukulan dari Ayahnya.

Kini ada seseorang disampingnya yang bersedia menemani dia untuk menangis bersama.

Zeva mengeluarkan semuanya hari ini. Rasanya begitu sesak menangis seperti ini namun lega di saat yang bersamaan.

Kiel menarik Zeva ke dalam pelukannya.

Membiarkan gadis itu menangis dalam rengkuhannya melepaskan segalanya di sore itu.

“Maaf ya kak, lo harus ngalamin ini sendirian. Tapi sekarang, lo punya gue kak. Gue gabakalan ninggalin lo.” Ucap Kiel lembut.