Heeseung menatap gadis yang memeluk lututnya di sudut tembok.

Aya, gadis itu.. gadis lemah yang terlalu menyayangi lelaki yang justru hanya mengundang air mata dan disinilah dia..

Menemani gadis itu, agar perih di lukanya mereda.

“Aya..”

Gadis itu mengangkat kepalanya, menatap Heeseung dengan mata penuh luka.

Dia menangis lagi.

“Gapapa, gue disini.” Heeseung menarik Aya ke dalam dekapannya membuat gadis itu mengerang melampiaskan segala sesak di dada yang sedari tadi dia tahan.

Di saat bersamaan, lelaki itu juga merasakan sakit.

Dia tidak suka jika gadis itu sedih.

Ya, kalian benar. Heeseung, sahabat kecil Aya kini tak lagi melihat gadis itu sebagai seorang anak kecil yang dulu membuatnya tertawa tetapi sebagai seorang gadis remaja yang menawan.

Naasnya, gadis itu tak melihat dirinya. Dia selalu mengatasnamakan persahabatan atas segala hal yang Heeseung lakukan untuknya.

Dan malam itu, saat Aya menceritakan betapa brengseknya Beomgyu. Lelaki yang memacarinya hanya untuk menang taruhan, membuat dirinya memutuskan untuk melakukan apa yang seharusnya dia lakukan dari dulu.