Haknyeon
Haknyeon membuka matanya, kepalanya berat, pelipis nya perih. Sial, dia babak belur.
Dia mencoba meluruskan punggungnya. Dia meringis.
“Yah bangun dianya.” Ucap seseorang yang berdiri tak jauh dari dirinya.
Meski tak bisa melihat wajahnya yang terhalang silaunya cahaya lampu, namun Haknyeon tau suara milik siapa itu.
Dia tersenyum kecut. “Gue udah curiga sejak dihari dimana lo ngechat gue nanya-nanya tentang Jacob...” Haknyeon mendecih mengingat betapa bodohnya dia hari itu sampai mengabaikan rasa curiganya terhadap orang ini. “Dan clue itu, lo bener-bener sengaja ngasih itu ke Eric lewat hape Jacob? Lo bodoh apa gimana?”
Orang itu berjalan mendekati Haknyeon, membuka tudung hoodienya.
Kakinya menginjak paha Haknyeon membuat lelaki itu berteriak kesakitan.
“Lo yang sok pintar, aww kasian banget. Sakit ya?” Lelaki itu semakin menekan paha Haknyeon dan tertawa.
“Psikopat lo anjing!”
“Ck ck ck ck Haknyeon Haknyeon, gimana rasanya gada yang percaya sama lo? Kasian banget ga si, gue hampir ngaku tapi kelewat seru masa.”
Lelaki itu menatapnya dengan tatapan meremehkan. “Gue kasih lo pilihan, lo mau selamat atau.....” Lelaki itu mengambil kapak besar disamping Haknyeon dan meletakkannya di leher temannya itu. “Lo mau kapak ini nembus leher lo? Kayak Sangyeon sama temen sok suci lo itu, si Jacob?”
Haknyeon menahan napasnya. Dia berpikir, apa yang harus dia katakan dan pilih. Dia tidak mau gegabah.
Lelaki itu menghela napasnya, menjauhkan kapak dari leher Haknyeon.
“Lo gaseru, yaudah lo pergi aja deh. Gue kasih kesempatan buat hidup.”
Haknyeon mengerutkan keningnya.
“Ck lama, sebelum gue berubah pikiran.” Tanpa pikir panjang Haknyeon lari sekuat tenaga.
Keluar dari ruangan itu. Dia merogoh sakunya. Syukurlah, hapenya masih ada. Dia mengetik sesuatu disana untuk seseorang.
Lelaki tadi tersenyum. “Bodoh banget ga si.”
Dia berbicara lewat earphone yang ada di telinganya. “Udah abisin aja, dia barusan keluar.”