IM THE REAL ONE

!! WARNING !! death , blood

Kevin dan Hyunjae terperangah.

“Sunwoo lo?” Sunwoo mengendikkan bahu.

Berjalan menuju sisi Changmin.

“Nu? Lo sekongkol sama Changmin?” Tanya Kevin.

Nope, im the real one changmin yang bantuin gue selama ini.”

“Kenapa Nu? Kenapa lo tega lakuin ini sama kita?” Desak Hyunjae.

Sunwoo mendecih. “Salah satunya apa yang changmin bilang tadi. Dan alasan lain, gue awalnya cuma kesel sama Jacob. Masa gue minta bantuin di kelas musik dikit aja gabisa? Padahal kalau kalian minta bantuan, kapan gue nolak? Gue gasuka. Kalian munafik. Egois, cuma mau menang sendiri. Gue tau, kita anak aksel..”

Sunwoo membidik kaki Hyunjae.

“Nu please!”

Terlambat, Hyunjae sudah terduduk dengan ringisan rasa sakit yang keluar dari mulutnya.

Kevin berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Hyunjae.

“Tapi gada salahnya kan kita saling bantu? Giliran lo pada minta diajarin bola aja gue bantuin, masa gabisa bantu gue? Malah lo pada ngelaporin gue kalau minta bantu sama kalian yang akhirnya bikin poin gue dikurangin. Terus sekarang lo bilang kenapa gue tega? Kesel ah.”

“Tapi lo bunuh hampir dari kita semua?”

Sunwoo menggeleng.

“Juyeon, Hyunjoon sama Haknyeon, Changmin yang ngelakuin.”

“Lo gila Nu!” Teriak Hyunjae yang sayangnya membuat dia menerima satu peluru bersarang di perutnya.

Hyunjae hanya bisa menangis, menahan rasa perih dan sesak.

Sunwoo tersenyum, senyuman yang selama ini dia tampakkan saat dia melihat teman-temannya kehilangan nyawa di depannya.

Dan itu adalah senyuman yang sama yang dia tunjukkan kepada teman-temannya saat mereka berterima kasih.

Dia memberikan sebuah pisau dari balik hoodienya ke Changmin.

“Beresin.”

Changmin menghampiri Hyunjae namun Kevin dengan cepat menghalaunya membuat Kevin tertusuk.

Changmin tertawa. “Bodoh”

Sunwoo mendecih. “The last one

Sunwoo menarik pelatuk dan menembak Changmin tepat di punggungnya tembus ke ulu hatinya.

Changmin berbalik tak percaya.

“Nu? Lo berkhianat?” Dengan susah payah Changmin mengatakan itu, dadanya sesak.

“Berkhianat apa? Gue percaya sama diri gue sendiri. Inget Min, gue atasan lo dan lo bawahan gue. Gue ga berkhianat, cuma gamau punya utang budi aja.” Changmin terperangah.

Sunwoo dengan santai menghampirinya. “Lo kan yang pas itu bilang 'gue pengen mati aja Nu, bokap gue pasti mukulin gue seharian kalau tau gue ga nomer satu di dance lagi' gitu kan?” Tanya Sunwoo.

Dia mengangkat kedua tangannya. “Jadi apa lagi? Gue bantuin lo, sebagai balas budi.”

Sunwoo mendecih. Menendang Changmin yang sekarat.

Tak lupa mencabut pisau di perut Kevin dan menusuknya sekali lagi.

Dia menarik pisau itu.

Berjalan meninggalkan teman-temannya.

In the real one guys” ucapnya dengan senyuman yang masih sama.

senyuman yang dari dulu tidak berubah.

masih senyuman yang tulus dari hatinya, bukan dibuat-dibuat namun membuat teman-temannya menjadi tidak tahu diri hanya karena dirinya sering tersenyum.

Dia memasuki mobil merahnya. Melaju, menyusuri jalan kota.

Dengan alunan musik yang mengiringi.

Baru kali ini dia merasa sangat bahagia.

Jangan terlalu baik dan memikirkan orang lain karena hal itu bisa saja membuat mu menjadi seperti aku jika suatu hari kebaikanmu disalahgunakan

-Kim Sunwoo-