Korban Lala
Elano menghela napasnya saat tidak lagi menerima balasan dari Lala. Dengan malas dia beranjak dari tempat tidurnya menarik sweater yang tergantung di kursi belajarnya.
Di depan pagar rumahnya sudah berdiri perempuan yang sedang cengengesan melihat Elano keluar dari rumahnya. Elano menggeleng melewati Lala menuju garasi. “Gue ambil mobil dulu.” Mendengar perkataannya, Lala mengangguk antusias.
Kini Lala sudah duduk manis di dalam mobil Elano. Lelaki itu menatap Lala lelah tidak habis pikir dia akan benar-benar datang ke rumah Elano. “Lo nekat banget ya ampun La. Kalo Orion tau gue ngebiarin lo jalan kaki semalem ini ke rumah gue, gue bisa ditampol.”
Lala mencebir. “Orang cuma sebelahan kompleks, gausah alay.”
Elano menoyor kepala Lala membuat perempuan itu melotot tidak terima. “Tetep aja, liat sekarang jam berapa tuan putri? Lagian lo pasti keluar ga ngasih tau bunda lo kan? Emang bener-bener ini anak.”
“Gue kesini bukan pengen denger lo ngomel, ajak kemana kek biar gue ga kangen Orion.” Protes Lala.
“Ya lo mau kemana anjir jam segini?”
“Terserah lah, orang lo yang bawa mobilnya. Malah nanya gue.” Elano hanya tersenyum sabar. Malam ini dia terpaksa menjadi korban recokan Lala yang kangen Orion padahal hanya beberapa jam sejak Orion bilang akan take off. Jika begini saja Lala sudah uring-uringan, bagaimana nasib dirinya nanti? Elano tidak bisa membayangkan lagi.