Netflix and Chill

“Kita mau nonton apa nih?” Tanya Jaehyuk kepada gadisnya yang sedang sibuk membuka bungkus Chitato.

Jaehyuk meraih Chitato dari tangan gadisnya itu lalu membukanya dengan sekali tarikan.

“After 2 lagi rame Jae, mau itu aja ga?” Tanya Cila.

Sebenarnya Jaehyuk ragu, dia sudah menonton film itu dan menurutnya akan sangat berbahaya jika dia menontonnya dengan Cila berdua. Dikamar.

Meski mereka seringkali berciuman namun hal yang lebih dari itu tidak berani dilakukan Jaehyuk tanpa seizin Cila.

Dia sangat sayang pada gadis itu dan akan menuruti apa yang gadis itu inginkan.

“Gapapa nonton itu?”

Dengan puppy eyes nya Cila mengangguk sebagai jawaban membuat Jaehyuk menghela napas.

“Yaudah.”

Cila akhirnya memutar film itu. Film itu diawali dengan bagaimana Tessa dan Hardin bertengkar namun akhirnya kembali bersama.

Scene pertama mampu dilewati Jaehyuk meski sudah merasa sesak dibawah sana.

Apalagi dengan posisi Cila yang bersadar pada dadanya membuatnya semakin tersiksa.

Hingga pada akhirnya dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Jaehyuk berdiri.

“Mau kemana?” Tanya Cila.

“Gue ke wc dulu.” Jawabnya canggung.

Jaehyuk menghela napas setidaknya dia bisa melakukan sesuatu kepada juniornya yang sudah sangat sesak dan membutuhkan pelepasan.

Akhirnnya setelah beberapa saat Jaehyuk keluar.

“ANJING.” Jaehyuk terperanjak melihat Cila yang berdiri di depan wc sambil bersedekap.

“Gue kaget Cil, lo ngapain sih?”

Namun Cila hanya diam menatapnya aneh.

“Cil? Kenapa sih?”

“Kasian lo gabisa nahan ya?” Tanya Cila membuat Jaehyuk membulatkan matanya.

“Ayo nonton lagi.” Jaehyuk menarik tangan Cila namun gadis itu tidak beranjak justru menarik tengkuk Jaehyuk lalu menciumnya.

Jaehyuk kaget atas perlakuan tiba-tiba dari Cila. Dia merasa kehilangan kewarasannya namun tetap berusaha sadar.

Dia mendorong Cila menjauh, dia tidak bisa melanjutkan ini karena dia yakin dia akan kelepasan jika dia membalas ciuman Cila.

Cila mengernyit, merasa kesal karena Jaehyuk tidak membalas ciumannya bahkan mendorongnya menjauh membuatnya menggigit bibir bawah Jaehyuk dengan keras.

“Brengsek lo.” Kesal Cila lalu berjalan menjauh.

Jaehyuk bingung. “Loh Cil jangan marah.”

Jaehyuk mengekori Cila yang duduk dan langsung memainkan hapenya. Dia memegang tangan Cila membujuk gadisnya itu namun tidak ada respon.

“Cil gue gasuka ya kalo gue lagi ngomong tapi lo malah fokus ke hape.” Ada nada yang tidak enak diomongan Jaehyuk barusan membuat Cila akhirnya menatap dirinya.

“Gue juga gasuka kalo lo ga balik cium gue pas gue cium tadi, gue berasa cewe murahan tau ga?” Suara Cila meninggi membuat Jaehyuk menghela napas.

“Cil ga gitu.” Ucap Jaehyuk lembut. “Lo tau kan nih film banyak scene dimana mereka make love? dan lo tau kita belum sampe ke tahap itu karena keputusan lo. Gue hargain itu makanya gue pergi karena ya jujur gue gabisa nahan dan pas lo nyium gue tadi gue cuma takut gue kelepasan dan lo malah benci sama gue Cil.”

Cila menatap kekasihnya itu dengan tatapan bersalah. Memanglah keputusannya yang membuat Jaehyuk menjadi seperti ini.

“Gue sayang Cil sama lo.” Jaehyuk tersenyum kepadanya, senyuman yang tidak pernah berubah.

Cila menarik tengkuk Jaehyuk, kembali mencium kekasihnya dengan lembut. Menyalurkan semua rasa sayangnya kepada lelaki itu.

Jaehyuk membalas ciuman itu. Memagut bibir manis milik Cila, bibir yang selalu berhasil membuatnya terbuai.

Dia menahan tengkuk gadisnya itu memperdalam ciuman mereka.

Ciuman itu bertambah panas.

Jaehyuk menarik diri, mengatur napasnya dengan susah payah menatap Cila lekat.

“Cil kalau kita lanjutin ini gue gayakin bisa berhenti.”

Cila menatap kedua mata Jaehyuk. Dia bisa melihat rasa segan disana.

Dia menarik napas dalam-dalam. “Gapapa, lanjut aja.”

Jaehyuk terkejut. “Cil jangan cepet ambil keputusan, gue gamau lo benci sama gue nantinya.”

Cila hanya menggeleng mendorong Jaehyuk agar berbaring lalu menciuminya lagi.

Gadis itu menggerakkan tangannya membuka kancing kemeja Jaehyuk dan melemparnya.

Hingga entah sejak kapan keduanya kini hanya berbalut selimut.

Jaehyuk menjelajahi tiap inci tubuh gadisnya itu.

Sesekali dia dengar lenguhan keluar dari bibirnya.

“Jae.”

“Kenapa sayang?” Lembut, sangat lembut terdengar di indra pendengaran Cila.

Tidak. Bukan maksudnya Jaehyuk tidak pernah bersikap lembut, bahkan kekasihnya itu lebih lembut dari dirinya apalagi selama ini mereka juga hanya berbicara seperti seorang teman. Tidak ada kata-kata seperti pacar orang lain yang akan selaly memberikan efek kupu-kupu diperutmu namun entah kenapa malam ini dia seperti melihat sisi baru dari Jaehyuk.

Cila tersenyum, mengusap pipi kekasihnya itu dengan rasa sayang.

Jaehyuk hanya menatap gadisnya lekat sembari tangannya meraih sesuatu di bawah sana membuat gadisnya melenguh hebat.

“Ah Jae.” Jaehyuk tersenyum, Cila menyebut namanya dengan ekspresi menahan kenikmatan yang diberikannya dan langsung ia saksikan di depan matanya membuat dirinya semakin menggila.

Dia menggerakkan jarinya disana, memainkan apa yang ditemuinya.

“Jae bentar ini kok enak ah.” Cila meliukkan badannya karena sumpah demi apapun ini sangat nikmat. Dia kembali menatap Jaehyuk yang kembali menciumnya.

Jaehyuk menyesap kuat bibir milik gadisnya itu.

Sampai akhirnya gadis itu sampai pada waktunya. Jaehyuk menarik tangannya lalu menatap Cila.

“Cila lo gasakit kan?”

Cila mengernyit. “Hah? Sakit apa? Gue ga sak — ah Jae bentar.” Air mata mengalir melewati pipinya.

Rasa sakit dibawah sana seolah-olah membelah dirinya menjadi dua.

Cila menatap Jaehyuk yang terlihat khawatir.

“Gapapa?” Cila mengangguk dia masih mencoba mengatasi rasa sakit itu.

“Bentar ada yang ganjel.” Cila bergerak memperbaiki posisinya. Rasanya aneh.

Jaehyuk tersenyum melihat gadisnya seperti ini. Sangat menggemaskan.

“Udah?” Tanya Jaehyuk.

Gadis itu mengangguk.

Jaehyuk akhirnya mencoba bergerak. Dia melihat reaksi yang diberikan Cila yang tampak sedang berpikir. Entahlah apa yang dipikirkannya.

“Coba yang cepet dikit, ini udah enak.”

Akhirnya. Jaehyuk tersenyum.

Dia bergerak maju mundur lebih cepat dari sebelumnya.

“Ah Jae ini lebih enak dari yang tadi please” Cila mulai meracau akibat kenikmatan tiada tara yang diberikan Jaehyuk kepadanya. Pinggulnya terangkat seolah meminta Jaehyuk memasukkan miliknya lebih dalam.

“Aku cepetin lagi ya?” Cila hanya mengangguk sebagai jawaban. Gadis itu menggigit bibir bawahnya tak sanggup menerima kenikmatan ini.

Ini sangat nikmat.

Jaehyuk menghentak milik Cila dengan kuat membuat gadis itu merasa ingin menangis.

“Ahh Jae nghh”

Jaehyuk merubah posisi Cila tengkurap lalu kembali bergerak dengan kuat.

“Ahh iya disitu Jae please jangan diganti, itu aja.”

Cila meremas selimut menyalurkan segala rasa nikmat yang dia rasakan karena Jaehyuk menyentuh titiknya dengan hentakan pelan namun kuat membuatnya menggila.

Hingga akhirnya Jaehyuk menariknya agar terduduk memeluknya dari belakang sambil memainkan dua payudara miliknya.

“Ah iyaa gini. Jae manaa.” Cila meraih tengkuk Jaehyuk lalu mereka berciuman.

Ciuman terpanas yang pernah mereka miliki. Cila menyesap bibir kekasihnya itu tak ingin kehilangan satu inci pun dari sana. Cila melenguh karena rasa nikmat dibawah sana dan perlakuan manja Jaehyuk pada bibirnya membuat Cila kehilangan kewarasannya.

“Jaee ah. Cepet.”

“Bentar aku juga dikit lagi keluar.” Jaehyuk kembali membaringkan Cila mempercepat temponya.

“Ahh dikit lagi Jae.”

Suara penyatuan mereka memenuhi kamar apartment milik Cila.

Desahan serta deru napas yang memburu juga menambah sensasi panas yang sedang melanda keduanya.

Kedua tubuh mereka menegang, Jaehyuk segera menarik diri meninggalkan Cila yang tergulai lemas.

Tak lama kemudian Jaehyuk kembali.

Cila merentangkan tangannya dan kekasihnya itu menyambutnya dengan pelukan hangat. Menarik selimut agar menutupi mereka berdua.

Jaehyuk mencium kening Cila. “Kamu gapapa kan sayang?”

Cila mengangguk. “Gapapa.”

Jaehyuk tersenyum.

Dalam dua tahun hubungan mereka, tidak pernah sekalipun mereka mengucapkan kata-kata manis kecuali saat mereka bertengkar. Namun sekarang sepertinya hal itu akan berlaku setiap saat.

“Tapi ini enak banget, kenapa aku ga dari dulu aja ya maunya?” Tanya Cila gemas.

“Stop kayak gitu, aku capek. Kita tidur aja, mandinya pas bangun tidur ya? Jangan tanya aneh-aneh dulu atau aku gabakalan biarin kamu istirahat.”

“Tapi abis ini lagi kan?”

Jaehyuk membulatkan matanya. “Cila ayo tidur.”

Cila tertawa geli. Memeluk kekasihnya itu dengan erat.