semua terungkap

Agatha memasuki rumahnya setelah mendapat pesan dari Papanya.

“Papa? Ada apa?” Keenan memberi isyarat kepada Agatha untuk duduk dan mendengarkan.

“Putriku? Dia putriku?” Jendra mendekati Agatha. Sorot kerinduan dari matanya terpancar saat melihat sosok Agatha hadir di hadapannya.

“Nak, ini ayahmu.”

Agatha menatap Jendra bingung.

“Ini ada apa sebenarnya? Papa?”

Keenan menghela napas. “Tolong ceritakan siapa kau dan apa hubunganmu dengan Risa?”

Jendra mengangguk.

“Saya adalah pacar dari adik Mba Risa, Sarah.”

Keenan memutar ingatannya. Dia ingat Risa pernah bercerita tentang adiknya.

“Kami begitu bahagia dan terlena hingga melakukan kesalahan sebelum menikah. Tapi setelah mengetahui bahwa Sarah mengandung, saya memberitahunya untuk mengaku ke Mba Risa yang saat itu juga ternyata tengah mengandung. Saat itu, dia menceritakan semuanya. Hubungan kalian berdua dan akhirnya kami saling menguatkan satu sama lain.” Jelas Jendra memberikan sebuah amplop kepada Keenan.

“Itu hasil usg kandungan Mba Risa. Dia sangat menyayangi anak itu, dia sudah memikirkan nama dan merencanakan kehidupan yang akan dia jalani bersama dua anaknya kelak. Mahen dan anak kalian.”

Agatha membulalakkan matanya.

“Mahen? Papa? Mahen anak mamaku juga?”

Air mata Agatha menetes, dia tidak menyangka takdir akan sekejam ini kepada dirinya dan Mahen.

Dia tiba-tiba saja teringat dengan Mahen yang tiba-tiba saja menghilang. Apa lelaki itu sudah mengetahui semuanya?

“Papa..”

Sedangkan Keenan tak sanggup mengeluarkan sepatah kata lagi. Dia begitu terlarut dengan kenangan yang kembali.

“Tidak sayang, Mba Risa bukan mama kamu. Mama kamu adalah Sarah, adik Mba Risa.”

Netra Agatha menyipit. Kepalanya sakit, dia tidak bisa mencerna semua ini begitu saja.

Sedangkan Liana dan Jayden hanya terdiam. Mereka juga kaget dengan kebenaran ini.

“Apa buktinya kalau Agatha adalah putrimu?”

“Foto bayi yang aku dan Sarah gendong itu. Dia putri kami.”

Keenan meneliti foto itu dan benar saja. Bayi itu adalah Agatha.

“Lalu dimana anakku?”

Jendra menghela napas. Tatapannya kini beralih kearah Liana.

“Tanya pada nyonya Evans, apa yang dia lakukan terhadap Mba Sarah.”

“Kamu sudah cukup mengatakan omong kosong. Pergi kamu!” Usir Liana.

“LIANA!”

“Aku tidak tahu, yang aku tahu Agatha adalah putrimu dan Risa. Kau sendiri yang mengatakan itu padaku 20 tahun yang lalu saat memutuskan untuk mengirim dia ke US!”

Liana benar. Keenan sendiri yang membawa Agatha saat itu.

“Tidak Nyonya, apakah anda lupa? Anda seringkali melakukan hal jahat kepada Mba Risa agar dia keguguran kan? Tapi Mba Risa selalu saja berhasil melewati semua itu. Namun, karena perlakuan anda kandungan Mba Risa jadi lemah dan gugur dengan sendirinya.” Jendra menatap Liana sengit.

“Kau bisa baca surat yang ditulis mba Risa disana.”

Dengan cepat Keenan membaca surat itu. Isinya adalah permintaan maaf dari Risa karena gagal menjaga buah cinta mereka.

“Aku menitipkan Agatha kepada Mba Risa untuk dijaga karena saya harus bekerja keluar negeri sehingga saya dan Sarah tidak memiliki kesempatan untuk menikah yang ternyata membuat dia menderita lalu sakit dan akhirnya meninggal.”

Keenan meremas rambutnya frustasi. Dia merasa sangat bersalah atas apa yang dialami Risa dan keluarganya.

“Tetapi, bukan itu akhirnya.”

“Saya rasa anda harus tahu, kenapa mba Risa meninggal.”

Tiba-tiba Sagara dan Kafka masuk bersama dengan polisi.

Liana tiba-tiba limbung, untung saja ada Jayden disana.

“Mama?”

“Jayden, tolong mama. Mama gak mau di penjara.”

“Ma, aku akab bantu mama.”

“Ini pa, bukti yang akan ngungkap kenapa wanita yang papa cintai itu bisa meninggal.”

Sagara memberi sebuah amplop coklat kepada Keenan.

“Sagara! How dare you? Dia ini mama lo juga Sagara!”

Sagara menatap Jayden. “Gue tahu, makanya gue nyoba buat bantu mama balik ke jalan yang bener Jayden. Ga kayak lo yang malah bantuin dia makin terjerumus sama semua rasa bencinya dia.”

Keenan hanya terdiam saat Lianan diseret oleh polisi.

Jayden tidak tinggal diam, dia mengirimkan sebuah voice note mengenai kebenaran Agatha kepada media.