tw // car accident

Aletta memilih baju yang dipajang di butik langganannya. Matanya menangkap salah satu dress cantik dengan warna pastel dia meraihnya namun tangan seseorang sudah lebih dulu disana.

Mata Aletta menyipit, dia mengenali gadis itu.

“Mentari?”


Keempat lelaki itu saling bertukar gurauan, melupakan apa yang sudah terjadi di antara mereka.

Terutama di antara Jayantara dan Jake.

Tiba-tiba.

“Aletta?” Senyum Jake menjadi lebih merekah setelah melihat gadis tak sendiri.

Jayantara yang mendengar nama gadis itu berbalik.

“Mentari?”

Wajah Aletta terlihat merah, seperti menahan tangisan(?)

“Ta? Kenapa?” Tanya Satya yang peka akan ekspresi Aletta apalagi diikuti Mentari yang memiliki ekspresi sama anehnya.

Namun gadis itu hanya diam menatap Jayantara.

“Jayantara... kamu jahat asli.” Shit maki Aletta dalam hati karena tak bisa menahan air matanya.

“Ta ada apasih?” Jake menghampiri gadis itu, memeluknya.

Jayantara yang mulai curiga menatap Mentari, dan benar dugaannya. Aletta telah mengetahui yang sebenarnya.

Dia berdiri mencoba menenangkan gadis itu.

“Ta, dengerin aku dulu ya.”

Kahsa dan Satya ikut berdiri.

“Lo ngapain lagi sih Jay?”

“Jake please dengerin gue dulu, gue bisa jelasin.”

BUGH

Para barista menatap mereka, menghampiri sebelum terjadi keributan.

“JAKEEEE!!!”

Aletta terkejut dan dia langsung menarik Jake.

“Gue udah bilang, gue yang bakalan jagain dia dan sekarang sejak lo dengan brengseknya nyakitin dia tapi sekarang dibelakang gue lo bikin dia nangis lagi?”

“Jake udah, lo gila?” Dorong Kahsa sedangkan Satya membantu Jayantara berdiri.

Jayantara hanya diam.

Dia lebih fokus melihat Aletta yang menangis.

Jake yang menyadari itu kembali mencoba mendekati Jayantara namun Aletta tetap menahannya.

“Jake udahhhh.”

“Kenapa Ta? Dia udah bikin lo nangis, gue gabakal biarin. Gue mau ngasih dia pelajaran.”

“JAKE LO MAU BUNUH DIA HAH?!” Jayantara menutup matanya, hari ini segalanya akan terbongkar.

Aletta menatap Jake sendu. “Jay.... dia.... dia sakit Jake.”

Hening.

Tak ada suara setelah Aletta mengucapkan kalimat itu. Jake, Kahsa, dan Satya tak bergeming, mereka hanya menatap Jayantara.

“Lo tau? Gue udah ngerasa brengsek banget udah benci dia selama dua bulan belakangan. Gue taunya dia cowok brengsek, cowo gada hati, cuma mainin gue, but no, Jake... he doesn't Jake..” Jake menarik gadis itu dalam rengkuhannya, mencoba menenangkan Aletta dan mencerna apa yang barusan dia dengar.

Jayantara? Sakit?

Sakit apa? Selama ini dia terlihat sehat-sehat saja.

Tidak nampak seperti orang yang sakit.

“Mentari, dia ceritain semuanya ke gue. Lo tau Jake? Mentari sepupunya Jayantara, dia cuma pura-pura biar gue benci sama dia.” Aletta menarik diri, menatap Jake dengan wajah penuh air mata.

“Dan dia sengaja, ngebiarin lo deketin gue.”

Jayantara menggeleng. “Aletta please no

“Karena dia udah tau lo sayang sama gue, jauh sebelum gue balik ke Indo.”

Kahsa dan Satya sebagai orang yang menutupi hal itu dari Jayantara menatap sahabatnya itu.

Jadi, semua ini benar-benar sudah direncanakan.

Jayantara membodohi mereka.

Sahabat macam apa mereka? Kenapa mereka tidak tahu yang sebenarnya.

Jake menatap Jayantara. “Jay, sejak kapan?”

“Gue ga sengaja ngeliat lo senyum tiap liat foto Aletta.”

Jake menarik kerah baju Jayantara. Semua orang terkejut.

“JAKE JANGAN GILA.”

“Gue nanya sejak kapan lo sakit bukan nanya sejak kapan lo tau gue suka sama Aletta.” Ucap Jake dingin.

Dia mendorong Jayantara, lalu pergi dari sana.

Jake tertawa. Pada akhirnya, dia tetap menjadi sahabat yang jahat.

Dua bulan lalu, dia mencoba menjadi egois karena mengira sahabatnya itu tidak pantas menyakiti Aletta seperti itu.

Namun kenyataannya, dia salah. Jayantara, si bodoh itu. Dia melepaskan Aletta begitu saja dan menyerah.

Jake berjalan tanpa arah, meninggalkan mobilnya di parkiran cafe.

Dia masih bisa mendengar suara Jayantara meneriaki namanya.

Tunggu. Ada suara Aletta juga.

Dia tersenyum. Gadis itu mulai menyukainya?

Jake seharusnya senang, penantiannya akhirnya terjawab.

Tapi kenapa rasanya sakit?

Dia berbalik, Aletta, dan ketiga temannya mencoba menghampirinya.

“Balik sana, gue mau sendiri.”

“JAKEEEE.” teriak Aletta.

Dan....

BRAKK

Jake terjatuh, tunggu.

“ALETTAAAA”