Rara merasa kesal, pasalnya dia sudah janjian dengan Satya namun lelaki itu terlambat.

“Tau gini gue minta bareng aja.”

Tiba-tiba saja lampu taman padam.

Semuanya jadi gelap.

“Ih anjing kok mati lampu.”

Rara mengotak-atik hapenya mencoba menghubungi Satya.

Tiba-tiba sebuah bucket bunga terjulur di depannya bersamaan dengan menyalanya lampu kecil yang di susun sepanjang taman.

Rara membelalak. “Satya?”

Satya tersenyum.

“Ra, gue gatau perlakuan gue sekarang bakalan berdampak apa sama persahabatan kita tapi gue gapeduli Ra. Gue udah siap dengan semuanya. Lo tau? Mendam perasaan tuh sakit, sesek. Apalagi liat lo cerita tentang cowo lain. Gue gamau ngerasain itu lagi, gue mau ungkapin itu sekarang biar gue bisa lega terlepas dari apa respon lo nanti.”

Satya menarik Rara kedalam pelukannya. “Jadi Ra, gue sebenernya suka sama lo. Dari kita lulus SMA.”

Akhirnya, Satya mengatakan itu kepada Rara.

Tetap saat itu, mata Satya bertemu dengan mata Reyhan.

Reyhan akhirnya berbalik pergi.