Reyhan melempar apapun yang dilihatnya di kamar Nicho.

Dude its expensive. Fuck you.” Tegur Nicho.

“Bahkan gada ngomong apa-apa sama gue.”

Nicho menghela napas. “Ya lo berharap dia ngomong apa emang? Orang dia lagi bingung gitu, friend” ucap Nicho membuatnya mendapat tatapan tajam.

Reyhan mengacak rambut ya frustasi.

“Lagian Miss Smith kenapa sih nunjuk gue jadi partnernya. Kenapa ga lo aja? Lo kan dari Indo juga?”

“Ya kalo gue, emang lo rela bayangin gue yang tiap hari spending time with her?”

Dan ya, satu bantal sudah mendarat di wajahnya.

FUCKK!!!

You Rey” sambung Nicho dengan jari tengah mengacung kearah Reyhan.

Reyhan hanya membaringkan dirinya. Berharap semua ini hanyalah mimpi.

Berharap semua ini tak pernah di mulai, jika saja bisa.

Sampai saat matanya akan tertutup rapat, sebuah notifikasi membangunkannya.