- virtual
Reyhan menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong.
Sejak berada di Indonesia, taman di rumah masa kecilnya ini menjadi tempat favoritnya.
Dia memikirkan apa yang harus dia lakukan.
Disatu sisi dia sangat ingin bertemu dengan Rara tapi disisi lain dia memikirkan Riki.
Dia tidak mau Riki berpikir dia merebut segala hal darinya.
Padahal tidak seperti itu.
Dia menelfon Nicho sebagai gantinya. Semoga saja kali ini, cerita kepada Nicho bisa memberinya petunjuk.
Hm?
“Nic, gue ketemu Rara.”
Hah? Wait a minute. Terdengar suara grudukan di seberang sana.
Kok bisa?
“Ya bisalah.”
Nicho mendecak, bukan itu jawaban yang ia inginkan. Gimana ceritanya?
“Jadi, Rara nih kakaknya temen Riki. Terus..”
Terussss apa?
“Riki ngegebet Rara.”
Tepat saat itu tawa Nicho pecah begitu saja. Kasian banget Reyhan.
What a pity
“Lo anjing Nic.”
Oke sorry, gue kelepasan. Tapi serius, lo..... pathetic.
“Setan lo.” Ucap Reyhan lemas.
Jadi gimana? Lo mau ngalah?
“Gatau, gue bingung. Satu sisi lo tau gimana gila nya gue kemaren-kemaren pas kangen sama Rara dan pas gue nemu orangnya eh malah gabisa....” Ucap Reyhan gantung.
Karena Riki?
Reyhan mengangguk. Yaudah.
“Apa?”
Berhenti anjing. Keluarga is priority.
“Gitu ya?”
Hm
“Lo anjing, gada gunanya curhat sama lo.”
Reyhan mematikan telefonnya.
Mengacak rambutnya frustasi. Dia harus bagaimana.