- virtual
Setelah berpikir semalaman, Rara memutuskan mengunjungi rumah Riki untuk bertemu Reyhan.
Dia memencet bel yang ada di sebelah kanan pintu besar berwarna putih itu.
Dan saat pintu terbuka muncul sosok yang dia pikirkan semalaman.
Reyhan.
Bisa Reyhan lihat, mata gadis itu berbinar menatap ke arahnya.
Ingin rasanya Reyhan memeluk gadis itu, melepaskan segala rasa rindu yang hanya dia habiskan perantara internet.
Apalagi gadis itu terlihat lebih cantik saat bertemu langsung.
Tapi tidak bisa. Dia harus menjaga perasaan Riki.
“Rey...han?”
“Oh hai Ra.”
Canggung. Seakan stok oksigen di sekitar mereka menghilang.
“Kak Rara?”
Keduanya menoleh.
“Riki?”
Melihat Riki datang, Reyhan berjalan menjauh.
Memilih masuk ke dalam kamarnya.
Rara mengernyit. Reyhan menghindar?
“Masuk kak.” Ucap Riki datar.
“Kak Rara ngapain? Aku kan udah sembuh.”
Rara ingin mengatakan maksud kedatangannya, namun tiba-tiba saja suasananya menjadi sangat tidak bersahabat. Entah kenapa.
“Aku mau masakin kamu, kata Juan kamu suka nasi goreng buata aku kan?”
Wajah Riki bersinar. “Iya kak, kok tiba-tiba?”
“Gapapa, hadiah. Kan udah sembuh.”
Riki mengangguk antusias. “Yaudah, kedapur sekarang?”
“Ayo.”
Reyhan mendengar semuanya. Dibalik pintu yang tidak dia tutup rapat.
Mungkin dia harus merelakan Rara untuk Riki.