declipsee

Rival?

Sunoo mencibir saat Jake duduk tepat di depannya, disamping Caca.

“Ngapain lo disini kak?”

“Gue yg ajak kak, gaenak tadi nganterin pulang masa ditinggal hehe.” Cengir Caca.

Jake hanya tersenyum ke arah Sunoo.

“Ca mau pesan apa?”

“Yang biasa aja Jung.”

“Siap bos, Nishimura Riki tolong dipesenin ya makasih.” Ucap Jungwon santai membuat mereka tertawa sedangkan Niki menatapnya datar.

“Yang Jungwon sialan.”

Jungwon hanya mengendikkan bahu.

“Eh yang biasa itu apaan Ca?” Tanya Jake random.

Caca baru saja akan membuka mulutnya namun ditahan oleh Suno. “Mie ayam gapake sayuran, ayam nya ekstra.”

Jake ber-oh ria.

yaudah

Caca melipat bibirnya, memikirkan cara bagaimana mengajak Jake.

“Hm kak?”

Jake berdehem.

“Jungwon Niki lagi nongkrong, gue mau kesana. Bisa ga?” Tanya Caca dengan mata nya yang membulat.

Jake mengangguk.

“Katanya kalo lo mau gabung gapapa, soalnya ada kak Suno juga.”

Jake tiba-tiba menginjak rem.

Caca kaget dan terdorong kedepan.

“Ih kenapa sih kak, gue kejedot nih.” Protes Caca.

“Eh sorry, iya gue mau gabung. Gapapa kan?” Caca mengangguk.

Anterin

Jake sekarang terkekeh melihat wajah datar dari adik kelasnya itu.

“Gue kan dah bilang gausah.” Keluh Caca.

“Yaudah si sisa cancel aja abangnya.” Jake menghampiri abang ojol entahlah apa yang mereka bicarakan lalu tak lama Jake memberikan uang lalu abang ojol itu pergi.

Caca melotot. “IH KOK DIKASI UANG? NIH SINI GUE GANTI UANG LO KAK.” Caca berlari kecil menghampiri Jake yang berjalan kearahnya.

Jake menarik Caca menuju mobilnya membuat gadis itu terhuyung.

Akibatnya sepanjang jalan, gadis itu mengomel.

Dan Jake?

Hanya terkekeh.

IM THE REAL ONE

!! WARNING !! death , blood

Kevin dan Hyunjae terperangah.

“Sunwoo lo?” Sunwoo mengendikkan bahu.

Berjalan menuju sisi Changmin.

“Nu? Lo sekongkol sama Changmin?” Tanya Kevin.

Nope, im the real one changmin yang bantuin gue selama ini.”

“Kenapa Nu? Kenapa lo tega lakuin ini sama kita?” Desak Hyunjae.

Sunwoo mendecih. “Salah satunya apa yang changmin bilang tadi. Dan alasan lain, gue awalnya cuma kesel sama Jacob. Masa gue minta bantuin di kelas musik dikit aja gabisa? Padahal kalau kalian minta bantuan, kapan gue nolak? Gue gasuka. Kalian munafik. Egois, cuma mau menang sendiri. Gue tau, kita anak aksel..”

Sunwoo membidik kaki Hyunjae.

“Nu please!”

Terlambat, Hyunjae sudah terduduk dengan ringisan rasa sakit yang keluar dari mulutnya.

Kevin berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Hyunjae.

“Tapi gada salahnya kan kita saling bantu? Giliran lo pada minta diajarin bola aja gue bantuin, masa gabisa bantu gue? Malah lo pada ngelaporin gue kalau minta bantu sama kalian yang akhirnya bikin poin gue dikurangin. Terus sekarang lo bilang kenapa gue tega? Kesel ah.”

“Tapi lo bunuh hampir dari kita semua?”

Sunwoo menggeleng.

“Juyeon, Hyunjoon sama Haknyeon, Changmin yang ngelakuin.”

“Lo gila Nu!” Teriak Hyunjae yang sayangnya membuat dia menerima satu peluru bersarang di perutnya.

Hyunjae hanya bisa menangis, menahan rasa perih dan sesak.

Sunwoo tersenyum, senyuman yang selama ini dia tampakkan saat dia melihat teman-temannya kehilangan nyawa di depannya.

Dan itu adalah senyuman yang sama yang dia tunjukkan kepada teman-temannya saat mereka berterima kasih.

Dia memberikan sebuah pisau dari balik hoodienya ke Changmin.

“Beresin.”

Changmin menghampiri Hyunjae namun Kevin dengan cepat menghalaunya membuat Kevin tertusuk.

Changmin tertawa. “Bodoh”

Sunwoo mendecih. “The last one

Sunwoo menarik pelatuk dan menembak Changmin tepat di punggungnya tembus ke ulu hatinya.

Changmin berbalik tak percaya.

“Nu? Lo berkhianat?” Dengan susah payah Changmin mengatakan itu, dadanya sesak.

“Berkhianat apa? Gue percaya sama diri gue sendiri. Inget Min, gue atasan lo dan lo bawahan gue. Gue ga berkhianat, cuma gamau punya utang budi aja.” Changmin terperangah.

Sunwoo dengan santai menghampirinya. “Lo kan yang pas itu bilang 'gue pengen mati aja Nu, bokap gue pasti mukulin gue seharian kalau tau gue ga nomer satu di dance lagi' gitu kan?” Tanya Sunwoo.

Dia mengangkat kedua tangannya. “Jadi apa lagi? Gue bantuin lo, sebagai balas budi.”

Sunwoo mendecih. Menendang Changmin yang sekarat.

Tak lupa mencabut pisau di perut Kevin dan menusuknya sekali lagi.

Dia menarik pisau itu.

Berjalan meninggalkan teman-temannya.

In the real one guys” ucapnya dengan senyuman yang masih sama.

senyuman yang dari dulu tidak berubah.

masih senyuman yang tulus dari hatinya, bukan dibuat-dibuat namun membuat teman-temannya menjadi tidak tahu diri hanya karena dirinya sering tersenyum.

Dia memasuki mobil merahnya. Melaju, menyusuri jalan kota.

Dengan alunan musik yang mengiringi.

Baru kali ini dia merasa sangat bahagia.

Jangan terlalu baik dan memikirkan orang lain karena hal itu bisa saja membuat mu menjadi seperti aku jika suatu hari kebaikanmu disalahgunakan

-Kim Sunwoo-

Terungkap sudah

WARNING !! blood, death

Kevin, Hyunjae, Eric, Chanhee dan Sunwoo berlari memasuki gedung kosong di dekat sekolah.

“ARRRGHHHHHHH ANJING LO

Mereka saling menatap.

“Itu Juyeon.” Sunwoo berlari mengikuti arah suara itu diikuti yang lain.

Mereka sampai disana, saat Juyeon bersimbah darah..

Dia sudah lemas..

Matanya pun setengah menutup.

“JUYEON!” Chanhee berlari menghampiri Juyeon..

DORRRR!!

Chanhee tersungkur, dia tertembak tepat dikepalanya.

“CHANGMIN ANJING!” Teriak Eric.

Changmin hanya tersenyum tak acuh.

Long time no see” Sapa Changmin.

“Lo kenapa lakuin ini?”

Changmin menghela napas. “Simple gue gasuka cara lo semua nyingkirin gue dari posisi gue di dance” Changmin mempout kan bibirnya menatap Juyeon.

DORRRR!!!

Dia menembak Juyeon tepat dikepalanya..

“Apalagi sejak Juyeon gabung, udah kuasain kelas basket masa dance mau dikuasain juga. Kan ga adil.”

“BACOT” Eric tiba-tiba menerjang Changmin membuatnya terjatuh dan pistolnya terlempar ke arah Sunwoo.

Sunwoo berjongkok, mengambil pistol itu.

Eric memukul wajah Changmin namun anehnya, Changmin malah tertawa.

Eric mengernyit.

“Kenapa lo ketawa anjing?!”

DORRRR!!

Selamat jalan Juyeon

WARNING !! violence

“Argh gue lupa juyeon jagonya di bidang olahraga.. pantesan otaknya gadipake.” Racau Kevin menggulir layar hapenya mencari kontak Juyeon.

Mereka semua panik, setelah mendengar rekaman dari Kevin mereka kaget setengah mati.

Mereka ditipu selama ini..

Kevin mengacak rambutnya frustasi.

“Kita susul Juyeon. Nu? Lo bisa lacak gps Juyeon kan?” Sunwoo mengangguk.

Mereka semua bergerak cepat berpencar menuju mobil Sunwoo dan Hyunjae.

Sunwoo dengan cepat mengotak atik laptop yang selalu dia bawa.

Gotcha

“Dapett”

Dia mengirim kode itu ke Hyunjae dan dengan cepat mereka menuju tempat itu.


Juyeon memasuki gedung kosong yang di kirimkan oleh Hyunjoon.

“Joon?”

“Lo dimana? Ini gue Juyeon.”

Tiba-tiba sebuah langkah kaki, terdengar..

Juyeon mencoba berbalik namun kalah cepat dengan peluru yang entah kapan menembus betisnya membuatnya berlutut.

Juyeon meringis kesakitan. “Anjing, lo siapa sih.”

Orang itu berjalan ke hadapan Juyeon tidak lupa menembak betis satunya lagi membuat Juyeon berteriak.

Juyeon membulatkan matanya...

“Changmin?”

ups

Orang itu tertawa, setelah melihat pesan kevin di grup baru yang lelaki itu buat.

dan juga..

chatnya dengan salah satu dari mereka..

yang sudah lama masuk ke listnya namun belum kesampaian sampai sekarang.

“Gue gabakal minta maaf kali ini, hari itu udah.”

Orang itu menelfon seseorang.

“Beresin Juyeon”

Dia tersenyum puas.

di uks (lagi)

Jake masuk kedalam uks, dia melihat siluet seorang gadis di balik tirai pembatas ranjang.

Dia menghela napas, duduk di ranjang sebelah.

Dia bisa lihat gadis itu memeluk kedua lututnya.

“Ca?” Gadis itu agak tersentak, dan mengangkat kepalanya.

“Ngapain lo kesini?” Tanya Caca dingin.

“Ca gue mau minta maaf. Gue ga sengaja, please maafin gue. Lo bisa nanya ke temen-temen gue, gue udah sempet nolak tapi ini perintah kepsek. Gue udah coba sebisa gue biar ga kejadian, tapi gue gemeter juga. Jadi gabisa gue hindarin. Sorry.” Jelas Jake mengundang helaan napas dari Caca. Dia menyibak tirai diantara mereka.

Menatap ketua panitia itu dengan datar. “No need explanation by the way

Jake tersenyum.

“Ada yang lucu?”

“Gue inget, lo bilang gajago english, but you sounds gorgeous in speaking.. british accent huh?” Caca membuang wajahnya.

Berbaring membelakangi Jake.

Ketua panitia itu memutari tirai dan duduk dikursi disebelah ranjang tempat Caca berbaring.

Dan duduk.

Tepat di depan mata gadis itu.

Bola mata Caca berotasi. Memaksanya untuk bangun menatap kakak kelasnya itu dengan datar.

“Apa lagi?”

Jake menyodorkan kantongan berisi kotak makanan dan teh botol.

“Paan?”

“Kata Jungwon lo gamau makan, yaudah gue bawain. Nih.”

Caca melirik isi kantongan itu. “Isinya apa?”

Jake mendecak. “Nasi goreng sama teh botol.”

“Gue gabisa minum teh, maag” Jake mengangkat kedua alisnya.

“Eh serius? Sorry gue gatau, gue beliin yang lain gimana? Entar ya.” Jake berdiri namun tangannya ditahan oleh Caca.

“Gausah, gue punya tumblr kok di tas.”

Jake ber-oh ria lalu kembali duduk namun Caca tetap menatapnya.

“Kenapa?”

“Ambilin tumblr nya.”

“Astaghfirullah. Dimana?”

Caca menunjuk tas nya dengan dagu.

Jake berdiri mengambil tumblr bergambar winnie the pooh membuatnya tersenyum singkat lalu memberinya kepada gadis itu.

“Makasih kak.”

Jake mengangguk, menatap gadis itu memakan nasi goreng yang dia bawa.

sebelum upacara penerimaan

“HAH?! GIMANA CARANYA GUE YANG MASANGIN?!” Teriak Jake saat tiba-tiba Jay bilang, kepsek tidak bisa menjadi pemasang pin di upacara nanti karena ada undangan mendadak.

“Ya gapapa, emang nya kenapa?” Tanya Jay santai.

Jake memukul belakang kepalanya. “caca cewek kalo lu lupa.”

“Jay mah emang gada otak.” Sunghoon menggeleng.

“Emang harus Jake? Gabisa panitia yang cewek aja gitu?” Kata Riana sedikit tak terima.

Lala mengangguk. “Ga gimana gimana sih, entar kena...” Lala mengalihkan pandangannya ke arah yang lain.

“Iya juga sih, besar resiko.” Sambung Heeseung.

“Jadi gimana kak?” Tanya Sunoo.

Jake bingung, bagaimana bisa?

“Ck sisa pasang aja apa susahnya sih? Ini juga gabisa diganti soalnya kepsek maunya elu. Minta dokumentasi juga entar kena omel gue ahhhh elahhhh.” Protes Jay.

Jake menghela napas. “Yaudah.”

“Hati-hati pasangnya.” Ingat Riana. Jake hanya mengangguk.

Jake menetralkan napasnya. Dia harus bagaimana? Harus kaliat ingat, ini penyematan pin! SEKALI LAGI PENYEMATAN!

Jake mengacak rambutnya frustasi.

bodoh

Orang itu tertawa saat selesai membalas pesan Kevin di hape Hyunjoon.

“Sumpah ini bego banget si Kevin. Dia yang selalu ngomong jangan gegabah, malah dia yang gegabah.” Dia menggeleng kasian.

Percuma kalian anak aksel tapi otaknya ga dipake.” Dia memasang wajah jijik saat menirukan bagaimana Kevin mengatakan kalimat itu. “Malah dia yang ga dipake otaknya.”

Dia mengambil pin dart lalu melemparnya asal dan mendarat di sebuah foto.

“Sekarang giliran dia? Kemarin ga sempat kan ya? Gara-gara Younghoon berisik banget.” Dia berdehem, memikirkan apa yang akan dilakukannya kali ini.