declipsee

Jihoon mengetuk pintu apart Sunwoo dengan kencang dan akhirnya pintu itu terbuka.

Namun, bukan kekasihnya yang tampak tapi seorang lelaki dengan sebuah handuk terlampir dipinggangnya. Lelaki itu mantan kekasih Caca – Sunwoo.

Jihoon dengan segera masuk dan memeriksa keberadaan kekasihnya itu dan benar saja, di kamar tak jauh dari pintu masuk jejak percintaan tertinggal disana. Caca kini terlelap dengan kewanitaan yang basah tanpa seutas kain pun ditubuhnya.

Dia pasti capek banget. Pikir Jihoon

Lelaki itu berbalik menatap Sunwoo yang menyenderkan punggungnya di pintu kamar.

“Lo kalo maen yang bener, ini cewek gue ga dikasih aftercare yang bagus anjing kasian.” Protesnya sambil memakaikan selimut kepada Caca

Sunwoo hanya mengendikkan bahu. “She prefer did it roughly btw jadi gue ngikutin maunya dia.”

Bohong jika Jihoon tidak marah melihat kekasihnya melakukan ini dengan mantannya, namun bagaimana pun juga dia tahu Caca seperti apa. Dia pasti tidak sanggup menahan diri jika ada yang memprovokasinya dan Jihoon tau ulah siapa itu.

Dia mengelus pelan rambut Caca yang basah karena keringat.

Tiba-tiba saja Caca tersentak lalu membuka mata.

“Sayang?” Jihoon memegang kedua bahu Caca yang melihatnya panik.

Caca yang terkejut melihat Jihoon dan Sunwoo dalam satu ruangan dan keadaannya yang sangat berantakan membuatnya spontan memeluk Jihoon lalu menangis.

“Ji, maafin aku.”

Jihoon tersenyum dia membalas pelukan Caca lalu mengusap punggung telanjangnya pelan.

“Gapapa, gausah dipikirin ya?”

Caca menarik diri. Menatap Jihoon sendu.

“Kamu abis ngegym ya?” Tanya Caca saat merasakan dada bidang milik Jian lebih tegang dari biasanya. Kekasihnya itu mengangguk.

Entah dorongan darimana, Caca langsung melumat bibir Jihoon.

Di sela lumatannya Jihoon tersenyum dan membalas ciuman terburu-buru dari Caca.

Jihoon menggigit bibir bawah wanita itu membuat sebuah desahan lolos darinya.

“Ahhh.” Lidah Jihoon masuk mengabsen isi bibir indah milik Caca.

Lumatan serta suara decakan memenuhi ruangan membuat Sunwoo tak kuasa dan melepas handuk yang dia gunakan. Satu tangannya terulur ke penisnya lalu mengocoknya pelan menatap Caca yang sedang dilanda birahi bersama Jihoon.

Sedangkan Jihoon? Kini bajunya telah terlepas sehingga tersisa celana training yang kini basah karena diduduki Caca yang sudah needy sejak tadi.

Caca yang merasakan penis Jihoon menegang dengan sengaja menggosokkan vaginanya membuat Jihoon menggendongnya lalu menidurkannya di kasur.

Dua jari Jihoon lolos dengan mudah membuat tubuh Caca menegang hebat karena stimulan yang diberikan oleh permainan jari Jihoon di lubangnya.

“Ahh sayang eunghh.” Caca menggigit bibirnya menambah kesan seksi membuat Sunwoo akhirnya sampai pada pelepasannya.

Suara becek vagina Caca yang diacak-acak oleh Jihoon dipadukan dengan suara hisapan Jihoon di payudara kekasihnya.

“Aahhh. Jihoon fuck me aku gatahan lagi sayang.” Caca menarik celana Jian membuat kekasihnya itu terkekeh.

“Sayang sabar, i will fuck you. Harder or faster?

Caca mengangguk acak. “Ahhh both please sir. Hurry. punyaku udah gatel banget- Ahhhhh sshhhh.”

Jihoon dengan cepat menusuk vagina Caca sehingga wanita itu tidak memiliki kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya.

“Ahh sayang, i love your dick. eunghhh ahhh.” Racau Caca.

“Persetan, you will love my dick either.” Sunwoo maju lalu menyodorkan penisnya ke mulut kecil Caca.

Caca tersenyum. “Threesom— AHHHH JIHOON EUNGMMMMMHHH-”

Tak menunggu Caca menyelesaikan kalimatnya, Jihoon yang sejak tadi menggenjot Caca pelan dan dalam tiba-tiba mempercepat tempo tusukannya sehingga Caca berteriak dan disusul oleh Sunwoo yang memasukkan penisnya ke dalam mulut wanita itu.

Sunwoo menatap Jihoon. “Your woman is incredible, bro. Padahal udah gue tusuk kenceng banget tadi tapi masih tahan ternyata.”

Jihoon menyeringai. “She is.

“Ahhhh Ca kamu udah ngentot sama Sunwoo tapi kenapa lubang kamu masih sempit gini sih?” Racau Jihoon yang kembali mengubah tempo permainannya dengan tusukan yang dalam dan keras membuat Caca tersentak dan payudaranya yang sintal di tangkup oleh Sunwoo dengan ganas.

Dua lubang yang dipenuhi penis membuat Caca kewalahan dan mengeluarkan penis Caca dari mulutnya lalu menyemprotkan sperma Sunwoo ke payudaranya sendiri.

Go lick it baby.

As your command mommy.” Jawab Sunwoo menyesap payudara Amara membuat wanita itu bergetar hebat.

“Eunghh Jihoon sayang di dalem aja ya. Udah lama ga ngerasain punya kamu keluar di dalem.”

“Ahh ahh gapapa?” Caca mengangguk.

Dengan tempo yang cepat Jihoon bisa merasakan penisnya yang membesar lalu dengan keras menusuk lubang Caca.

“Oh fuckk ahhhh its good aahh fuck” Seru Caca menjambak rambut Sunwoo mendorong kepalanya lebih dalam mengisap payudaranya.

Caca bisa merasakan semburan hangat cairan cinta Jihoon di dalam dirinya.

Wanita itu menatap kekasihnya yang tersengal. Dia merentangkan tangannya.

“Sayang peluk. Aku sayang kamu banget.” Ucap Caca saat Jihoon memelukanya membuat Sunwoo melepas hisapannya dan beralih ke vagina Caca.

Jihoon dan Caca kini kembali saling bertukar saliva.

“Ahhhh.” Desahan Caca lolos di tengah lumatan Jihoon karena tangan besar kekasihnya itu memilin putingnya sehingga lubangnya kembali gatal.

“Nu kesempatan.” Tegur Jihoon membuat lelaki itu menusuk vagina Caca dengan keras dan kencang.

“Aah ahh ahh eunghhh Sunwoo brengsek kasar banget tapi gue suk— AAHHHH ANJINGGG ENAK BANGET.”

Lagi, tak membiarkan Caca menyelesaikan kalimatnya lelaki itu menyentak lubangnya dengan keras sehingga spotnya terhantam oleh kepala penis milik Sunwoo.

“Ahh Jihoon gatel bangett ahhhh.”

“Sini sayang.” Jihoon menjilati seluruh tubuh kekasihnya itu membuat Caca semakin menggila.

Permainan antara kekasih dan mantannya ini memang tidak pernah mengecewakan.

“Ahh bener Ji, lubang Caca kenapa masih sempit sih.”

“Iyakan.”

“Aahhh bacot, eunghhh tusuk aja yang enak.”

Suara penyatuan Caca dan Sunwoo memenuhi kamar itu lagi.

Merasakan penis Sunwoo membesar Caca menghentikan permainan lelaki itu lalu meminta Sunwoo mengeluarkannya di payudaranya lagi.

Sunwoo menurut dan menyemburkan spermanya di payudara montok milik Caca yang dihisap oleh Jihoon

Sunwoo akhirnya ikut menyusu disana dengan tangannya masih mengusap perut Caca gemas.

“Berenti ya anjing, jangan bikin gue horny lagi. Lo pikir gacapek apa ditusuk dua penis sekaligus?” Protes Caca membuat Sunwoo terkekeh.

Lepas dari Sunwoo, Caca akhirnya terjebak oleh Jihoon yang sudah memasukkan jarinya kembali ke vaginanya yang masih basah.

“Sayang, kamu gabakal istirahat hari ini.”

“Ahhh tapi aku mau diatas sayang.” Jihoon mengangguk lalu memutar posisi Caca sehingga dia duduk di atas penisnya lalu bergerak sendirian.

“Ca gue juga mau.”

Sunwoo mendekat dan mencoba memasukkan penisnya ke dalam lubang Caca.

image

Tubuh Caca menegang, vaginanya seakan dikoyak habis oleh dua penis besar yang sedang memasukinya bersamaan. Perih namun membuatnya terbang. Demi Tuhan rasanya enak sekali.

“Ahhhh anjing sakit tapi enak.”

“Ah fuckk enak banget aahh eunghh yang kenceng Nu. Entot gue ahhhhh.” Kenikmatan tiada tara karena dua penis besar yang mengocok vaginanya membuat Caca mendongak meminta Sunwoo menggenjot lebih kencang dan dia yang menaik-turunkan badannya menggenjot penis Jihoon yang sedang memeras payudaranya.

Caca menangis merasakan kenikmatan ini.

Seketika ruangan itu penuh dengan desahan dan suara teplak antara selangkangan Jihoon, Caca serta Sunwoo.

Agatha smiles when a voice starting to appears in the other side of her phone.

Morning baby.

“Bangun lo, kebo.”

Terdengar helaan napas dari sana.

Mahen i want to go somewhere ya.

Where? wait i'll be there on 10 minutes.

Agatha shake her head. “Ga, gausah. Gue bisa pergi sendiri.”

Kemana sih emangnya?

“Mau me-time ih.”

Me time? Mahen time aja gimana?

“Enggaa ih, aku mau sadar kalau selama ini aku gapernah luangin waktu untuk diri aku setelah apa yang terjadi. Jadi ya gitu.”

Emang gatakut sendirian?

“Lo kira gue anak kecil?”

Emang.” Bisa Agatha dengar Mahen sedang terkekeh.

“Aku cuma mau ngasih tau ini, soalnya aku bakalan ninggalin hape aku. Baliknya nanti sore.”

Kok pake ninggalin hp segala? Kalo aku kangen gimana sayanggggg?

“Ih sebentar doang, ga lama kok. Kamu ajak yang lain aja ke bar Jae, nanti aku baliknya kesana. Biar bisa peluk.”

Bener ya?

“Iya sayang.”

Yaudah deh.

“Aku pergi ya? Jangan kangen.”

See you mon chéri. I love you.

I love you more, Nathan Mahendra.”

Agatha menutup sambungan teleponnya lalu menyimpan benda pipih itu di atas nakas.

Hari ini perayaan satu bulan, hari jadi Mahen dan Agatha.

Apaansih orang baru sebulan juga Kata Jaevan yang aka dibalas sepuluh kalimat oleh Agatha.

“Bilang aja lo iri, dasar jomblo.”

“Parah nih cewek lo.”

“Udah, yuk makan.”

“Eh bentar dong, wish dulu satu-satu.” Kata Agatha menyela pergerakan mereka mencomot ayam.

“Doain buat kelancaran hubungan gue dulu, baru makan.”

“Cepet nikah deh.” Ucap Sagara membuat pipi Agatha memerah.

“Baik-baik ya kalian berdua.” Memang hanya Kafka yang waras diantara mereka.

“Semoga kalo berantem ga kdrt ya? Soalnya liat aja lo berdua, si Agatha preman terus si Mahen? Duh gausah ditanya lagi.” Jelas Jaevan membuat Agatha memiting lehernya.

Mereka semua tertawa. Berharap kebahagiaan ini awet dan tidak meninggalkan mereka.

Mereka bersenang-senang tanpa tahu seseorang sedang mengamati mereka.

Agatha datang bersama Mahen, pacarnya.

“Hai babu.” Sapanya kepada ketiga lelaki itu.

“Enak aja.” Protes Jaevan tak terima.

Mereka menghabiskan waktu tertawa dan saling berbagi cerita.

Mulai dari bagaimana mereka bertemu hingga akhirnya bisa berkumpul hari ini.

Tantangan apa saja yang mereka lewati serta kebingungan lain yang membuat semuanya makin rumit.

“Tau ga sih pas Mahen ngaku abis cium lo Ta? Sumpah kayak gada dosa.” Mahen meringis saat Jaevan mengatakan hal itu.

“Bisa ga gausa bahas yang itu anjing?”

Namun Jaevan hanya terkekeh.

Sagara memberi isyarat kepada Mahen untuk mengakui sesuatu.

Mahen yang menyadari itu langsung menegakkan duduknya.

“Ta, btw i have something to confess

Agatha menatap Mahen sambil mencomot fries kesukaannya.

“Ah aight, im waiting for this one either. Go on Mahendra

Keempat lelaki itu membulatkan mata. Apa Agatha sudah mengetahui hal 'itu'? Dari siapa?

Sagara menatap Jaevan namun lelaki itu menggeleng.

Melihat reaksi dari keempat lelaki itu Agatha mengerutkan kening.

Hey? what happens? He haven't said he loves me. Bukannya itu yang mau lo akuin?”

Helaan napas terdengar.

“Bukan, Ta. Tapi aku mohon jangan marah ya.”

Jika ini sedang dalam situasi seperti sebelumnya, maka nada bicara Mahen akan menjadi bahan olok-olokan mereka. Namun, hal ini berbeda.

“Apasih?”

Mahen mendekat memegang tangan Agatha.

“Aku pernah mikir buat balas dendam ke Evans lewat kamu.” Pengakuan itu terjadi begitu cepat.

“Oh. Yaudah, gajadi kan? Gue kan bukan Evans.”

“Iya.”

“Yaudah.”

“Kamu ga marah?”

“Ngapain?”

“Apa?”

“Ngapain marah?”

Mahen mengerutkan kening begitu juga ketiga kawannya.

“Gue— nope aku kalo jadi kamu juga bakalan ngelakuin hal yang sama.” Ucap gadis itu dengan sebuah senyuman.

“Tegang banget perasaan. Foto yuk, kapan lagi pamer punya 3 bodyguards.”

“Loh? kita kan 4 orang Ta.” Kata Kafka.

“Ya kan satunya cowo gue. Gimana sih.”

Riuh pikuk terdengar dari ketiga lelaki itu sehingga Mahen hanya tersenyum malu.

Keenan masuk ke dalam kamarnya, dia masih kaget dengan semua ini.

Sedangkan Agatha, kini berada dipelukan Jendra- ayahnya.

“Maafin ayah nak. Ayah tidak punya cukup pengaruh untuk bisa datang dan membawa kamu. Ayah adalah orang yang tidak pantas disebut ayah, pekerjaan ayah saja adalah hal ilegal.”

Agatha menggeleng. “No, ayah jangan ngomong gitu.”

“Ayah?”

Mereka menoleh, Mahen disana bersama Jaevan.

“Mahen?”

Agatha menarik diri dari Jendra lalu menabrakkan dirinya ke Mahen. Mendekap lelaki itu erat. Rasa rindu yang dia tahan selama ini akhirnya tercurahkan.

I miss you stupid.

Mahen menatap Sagara yang hanya mengangguk.

Dia membalas pelukan Agatha.

I miss you too, sister.

Agatha mendorongnya. “Im not your sister, dumbass.

Gadis itu menoleh menatap Jendra yang mendekat.

“Mahen? Om rindu sama kamu, Nak.”

“Om siapa?”

“Saya adalah Jendra, pacar Sarah- bibimu dan juga ayah Agatha.”

Rasanya Mahen ingin menghilang saja dari dunia ini. Omong kosong macam apa lagi ini?

“Adikmu sudah lama meninggal sejak dalam kandungan karena janin Mba Risa saat itu sangat lemah. Agatha ini anak saya.”

Sagara merangkul bahu Mahen. “Nanti gue ceritain. By the way, i give my permission to you for dating my lil sister.

“Cie.” Kalau ini, siapa lagi kalau bukan Jaevan?

Agatha tersipu malu. Jendra tersenyum. “Saya percaya sama kamu.”

“Cieeee.”

Agatha memasuki rumahnya setelah mendapat pesan dari Papanya.

“Papa? Ada apa?” Keenan memberi isyarat kepada Agatha untuk duduk dan mendengarkan.

“Putriku? Dia putriku?” Jendra mendekati Agatha. Sorot kerinduan dari matanya terpancar saat melihat sosok Agatha hadir di hadapannya.

“Nak, ini ayahmu.”

Agatha menatap Jendra bingung.

“Ini ada apa sebenarnya? Papa?”

Keenan menghela napas. “Tolong ceritakan siapa kau dan apa hubunganmu dengan Risa?”

Jendra mengangguk.

“Saya adalah pacar dari adik Mba Risa, Sarah.”

Keenan memutar ingatannya. Dia ingat Risa pernah bercerita tentang adiknya.

“Kami begitu bahagia dan terlena hingga melakukan kesalahan sebelum menikah. Tapi setelah mengetahui bahwa Sarah mengandung, saya memberitahunya untuk mengaku ke Mba Risa yang saat itu juga ternyata tengah mengandung. Saat itu, dia menceritakan semuanya. Hubungan kalian berdua dan akhirnya kami saling menguatkan satu sama lain.” Jelas Jendra memberikan sebuah amplop kepada Keenan.

“Itu hasil usg kandungan Mba Risa. Dia sangat menyayangi anak itu, dia sudah memikirkan nama dan merencanakan kehidupan yang akan dia jalani bersama dua anaknya kelak. Mahen dan anak kalian.”

Agatha membulalakkan matanya.

“Mahen? Papa? Mahen anak mamaku juga?”

Air mata Agatha menetes, dia tidak menyangka takdir akan sekejam ini kepada dirinya dan Mahen.

Dia tiba-tiba saja teringat dengan Mahen yang tiba-tiba saja menghilang. Apa lelaki itu sudah mengetahui semuanya?

“Papa..”

Sedangkan Keenan tak sanggup mengeluarkan sepatah kata lagi. Dia begitu terlarut dengan kenangan yang kembali.

“Tidak sayang, Mba Risa bukan mama kamu. Mama kamu adalah Sarah, adik Mba Risa.”

Netra Agatha menyipit. Kepalanya sakit, dia tidak bisa mencerna semua ini begitu saja.

Sedangkan Liana dan Jayden hanya terdiam. Mereka juga kaget dengan kebenaran ini.

“Apa buktinya kalau Agatha adalah putrimu?”

“Foto bayi yang aku dan Sarah gendong itu. Dia putri kami.”

Keenan meneliti foto itu dan benar saja. Bayi itu adalah Agatha.

“Lalu dimana anakku?”

Jendra menghela napas. Tatapannya kini beralih kearah Liana.

“Tanya pada nyonya Evans, apa yang dia lakukan terhadap Mba Sarah.”

“Kamu sudah cukup mengatakan omong kosong. Pergi kamu!” Usir Liana.

“LIANA!”

“Aku tidak tahu, yang aku tahu Agatha adalah putrimu dan Risa. Kau sendiri yang mengatakan itu padaku 20 tahun yang lalu saat memutuskan untuk mengirim dia ke US!”

Liana benar. Keenan sendiri yang membawa Agatha saat itu.

“Tidak Nyonya, apakah anda lupa? Anda seringkali melakukan hal jahat kepada Mba Risa agar dia keguguran kan? Tapi Mba Risa selalu saja berhasil melewati semua itu. Namun, karena perlakuan anda kandungan Mba Risa jadi lemah dan gugur dengan sendirinya.” Jendra menatap Liana sengit.

“Kau bisa baca surat yang ditulis mba Risa disana.”

Dengan cepat Keenan membaca surat itu. Isinya adalah permintaan maaf dari Risa karena gagal menjaga buah cinta mereka.

“Aku menitipkan Agatha kepada Mba Risa untuk dijaga karena saya harus bekerja keluar negeri sehingga saya dan Sarah tidak memiliki kesempatan untuk menikah yang ternyata membuat dia menderita lalu sakit dan akhirnya meninggal.”

Keenan meremas rambutnya frustasi. Dia merasa sangat bersalah atas apa yang dialami Risa dan keluarganya.

“Tetapi, bukan itu akhirnya.”

“Saya rasa anda harus tahu, kenapa mba Risa meninggal.”

Tiba-tiba Sagara dan Kafka masuk bersama dengan polisi.

Liana tiba-tiba limbung, untung saja ada Jayden disana.

“Mama?”

“Jayden, tolong mama. Mama gak mau di penjara.”

“Ma, aku akab bantu mama.”

“Ini pa, bukti yang akan ngungkap kenapa wanita yang papa cintai itu bisa meninggal.”

Sagara memberi sebuah amplop coklat kepada Keenan.

“Sagara! How dare you? Dia ini mama lo juga Sagara!”

Sagara menatap Jayden. “Gue tahu, makanya gue nyoba buat bantu mama balik ke jalan yang bener Jayden. Ga kayak lo yang malah bantuin dia makin terjerumus sama semua rasa bencinya dia.”

Keenan hanya terdiam saat Lianan diseret oleh polisi.

Jayden tidak tinggal diam, dia mengirimkan sebuah voice note mengenai kebenaran Agatha kepada media.

Jendra akhirnya sampai di kediaman Evans.

Dia masuk dengan terburu-buru membuatnya dihalau oleh beberapa bodyguard.

“Keenan! Keenan Evans! Dimana putriku!?” Teriak Jendra membuat Keenan, Liana serta Jayden keluar.

Keenan mengerutkan kening menatap Jendra. Dia memberi isyarat kepada bodyguardnya untuk melepaskan lelaki itu.

“Keenan? Dimana? Dimana putriku?”

Keenan masih bingung. Putri? Siapa putri lelaki ini? Kenapa dia mencari putrinya disini?

“Putri apa? Putri siapa?”

“Anak yang kau ambil dari Mba Risa, dia putriku.”

Keenan menegang. Pendegarannya seakan tuli. Anak yang dia ambil dari Risa hanyalah Agatha.

Tetapi bagaimana mungkin Agatha adalah putri dari lelaki ini?

Apakah Risa berbohong padanya?

Keenan menghela napas. Dia menyuruh Jendra untuk duduk terlebih dahulu.

“Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Baiklah, aku akan memanggil Agatha kemari. Aku pikir ada sesuatu hal yang besar yang dia juga harus tau.”

Maka dari itu, Keenan akhirnya mengirim pesan kepada Agatha.

Mahen duduk di counter Bar milik Jaevan menunggu kedatangan Kafka dan Sagara yang katanya punya sesuatu untuk dibicarakan.

Namun, sudah hampir setengah jam kedua lelaki itu tak kunjung datang.

Breaking news hari ini, datang dari sebuah keluarga konglomerat ternama yang menyebut diri mereka sebagai The Evans

Mahen mengerutkan keningnya, dia menoleh ke arah TV yang dipasang tak jauh dari tempatnya duduk.

Berita tentang Evans.

Dia semakin bingung saat foto Agatha muncul disana.

Kebenaran tentang putri satu-satunya yang Keenan Evans umumkan sebagai salah satu pewaris beberapa saat yang lalu terungkap. Dari statement yang disampaikan kepada tim kami, dinyatakan bahwa- Agatha, bukan keturunan asli keluarga Evans. Dia merupakan seorang anak yang diasuh sejak kecil namun detailnya tidak disampaikan. Kami masih mencoba mengulik kebenaran lebih jauh. Terima kasih.

Mahen terdiam, dia masih mencerna apa yang dikatakan reporter berita itu.

Agatha bukan keturunan asli Evans? Bukannya dia anak Keenan dan Risa- ibunya?

Dia masih darah daging Keenan meskipun lahir dari sebuah perselingkuhan.

Tetapi, mendengar perkataan reporter bahwa Agatha adalah anak yang diasuh sejak kecil menjadi sebuah pertanyaan besar dikepalanya.

Jaevan yang juga mendengar itu ikut melongo.

Pergerakan Mahenlah yang membuatnya tersadar sehingga mengabari Kafka dan Sagara.

Kafka, seorang mahasiswa biasa yang tak sengaja berteman dengan Sagara Evans.

Selama beberapa bulan belakangan dia menjalankan misi rahasia membantu temannya.

Dengan segala cara dia akhirnya bisa memulangkan seorang Jendra, lelaki paruh baya yang merupakan jawaban dari semua masalah yang dihadapi Mahen, Sagara bahkan Agatha.

Jendra, jawaban dari semua masalah ini berhasil kabur. Tidak- Kafka tidak menyekapnya. Dia hanya mengikuti perintah Sagara untuk tetap menahan lelaki itu dan keluar disaat yang telah mereka tentukan.

Hari ini, baik dirinya, Sagara dan Jaevan- yang baru saja mengetahui tentang kerja sama Kafka dan Sagara sudah merencanakan pertemuan Jendra dan Mahen.

Dengan tujuan, Mahen harus mengerti dan menjelaskannya pada Agatha kelak. Namun benar, kadang semuanya berjalan tidak sesuai rencana. Jendra punya rencananya sendiri.

Kafka akhirnya memberitahu hal ini kepada Sagara dan Jaevan.

Seorang pria paruh baya yang didatangkan oleh Sagara dengan bantuan Kafka ke Indonesia ini melangkah dengan pelan.

Dia tidak bisa menahan diri untuk tetap tinggal disini, dia harus menemukan seseorang.

Untungnya, para bodyguard yang menjaganya tengah lengah sehingga memberi dia kesempatan untuk keluar dari sana dan mengunjungi kediaman Evans.

Dengan cepat dia memberhentikan taksi.

“Kediaman Evans ya pak.”

Supir itu mengangguk lalu menancap gas menuju kediaman Evans.

Mba Risa, aku akan segera menemukan anak itu.