- serein
“Lo mau ga jadi pacar gue?” di tengah terbenamnya matahari dan riuhnya suara rintik hujan, dengan sikap tiba-tiba dari Azka membuat Tasya terkejut, apakah dia bermimpi? Tetapi mengapa terasa begitu nyata?
Tanpa sadar, bulir air matanya terjatuh.
Azka tersenyum kepadanya, senyuman yang membuat hatinya menghangat.
Tiba-tiba laki-laki itu berdiri memeluk dirinya. “Gimana?”
Gugup. Lidah Tasya terasa keluh.
“Menurut lo Audi bakalan nerima gue ga?”
Tubuh gadis itu menegang dalam pelukan Azka.
Tunggu dulu, Audi?
Tasya menarik dirinya. Menatap lelaki itu lekat-lekat. “Lo barusan ngapain?”
Azka bergidik karena kedinginan atau deg-degan? Entahlah.
“Simulasi buat nembak Audi.” Azka tertawa.
Tasya? Dia juga tertawa.
Miris sekali hidupnya.
Matanya terasa panas hingga dia menangkap sosok yang baru saja di bicarakan lelaki itu.
“Audi? Sorry ya, gue gatau bakalan hujan. Basah ga?” Tanya Azka khawatir.
“Gapapa Ka, gue dianterin supir kok kesini.”
Mata Tasya menangkap bagaimana khawatirnya Azka kepada gadis itu. Sangat jelas, betapa Azka peduli dengan Audi- sahabatnya.
Dia merasa seperti pengganggu di antara mereka.
Matanya bertubrukan dengan manik milik Azka yang memberinya isyarat untuk menjauh.
Tasya memutuskan untuk duduk di meja agak jauh dari mereka berdua.
Bisa nampak jelas, bagaimana senyuman Azka saat bersama Audi.
Hingga pada saat yang Azka melakuka hal yang sama beberapa menit yang lalu dan mendapat anggukan dari Audi sebagai jawaban membuat dada Tasya terasa sesak.
Dia pergi. Keluar dari cafe, membiarkan dirinya basah karena hujan agar tangisnya tersamar.
Dia bisa melihat sisa-sisa sunset yang terkubur gelapnya awan.
Have you ever seen someone's smile hurts you a lot? Tasya tertawa, ternyata begini rasanya.
Selama ini Azka mendekatinya hanya untuk Audi.
Mengapa dirinya bisa begitu bodoh dan lupa diri?
Potonga-potongan ingatan kembali terputar di kepalanya saat Azka secara terang-terangan menciptakan sebuah percakapan untuk membahas sahabatnya tetapi bagaimana bisa dirinya merasa senyaman itu sehingga perasaan tak terduga muncul?
Perasaan berdebar saat lelaki itu tertawa karena jawaban konyolnya?
Butterfly effect yang dia rasakan ketika tiba-tiba Azka merangkulnya dan mengajaknya ke cafe hanya untuk membahas soal Audi?
Mengapa?
Tasya terduduk, kakinya kehilangan tenaga dibawah cahaya temaram dari matahari yang tenggelam dan dinginnya hujan.
Dia tertawa.
Serein yang menurut orang lain akan menenangkanmu karena keindahan sinar dari matahari temaram yang terbenam serta kesejukan petrichor terasa seperti sedang mengejek dirinya.
Dia merasa sedang dicemooh.
Hari ini dunia terlihat lebih indah, tapi tidak untuknya.