BERANTEM
“Jadi mau kamu apasih sebenernya hah!?” suara Caca meninggi membuat Jihoon memijit kepalanya pelan.
“Ca tenang dulu.” Jihoon mencoba meraih tangan kekasihnya itu namun ditepis kasar.
“Kamu kemana aja seminggu belakangan? Selingkuh? Apa gamau lagi sama aku? Bilang Hoon biar jelas!”
Jihoon mencoba menenangkan Caca namun nihil, gadis itu tetap bersikeras.
“Kalau kamu gatahan sama aku kita bisa put-”
“CACA!” Ucapan Caca terputus, air matanya yang sejak tadi dia tahan akhirnya lolos begitu saja.
Untuk kali pertama, lelaki itu meninggikan suara.
“Ca, sayang maafin aku.” Jihoon menarik kekasihnya itu dalam rengkuhannya.
“Aku sayang sama kamu, please dont even say that word again ya? Aku gasuka.”
Caca menangis di dadanya. Dia akui, dia kalap karena Jihoon menghilang seminggu belakangan.
“Aku seminggu ini lagi ngurusin perusahaan Papa, semuanya kacau banget aku kewalahan, gasempet megang hape karena se-hectic itu sayang.”
Caca menarik diri menatap Jihoon lekat, mencari jawaban di mata yang hanya menunjukkan ketulusan itu.
Caca menghela napas, mengecup singkat bibir kekasihnya yang langsung tersenyum.
“Maaf.”
Caca menunduk, menggerakkan jarinya di dada bidang milik Jihoon.
“Aku gabutuh maaf sayang.” Caca menengadah menatap Jihoon bingung.
“Aku mau ini.” Ucapnya seketika meraup bibir milik Caca.
Caca tersenyum dalam ciuman mereka. Ciuman yang lembut dari Jihoon selalu membuatnya mabuk kepayang. Tangannya meremas surai kecoklatan milik Jihoon memperdalam ciuman mereka seakan tak ingin ketinggalan satu inci pun milik Jihoon.
Lidah Jihoon menyapu basah bibir miliknya dan mengisap apa yang dia temui.
Suara decak permainan lidah mereka memenuhi flat milik Caca.
Ciuman mereka bertambah panas tatkala tangan Jihoon mulai bergerak dibalik dress yang dikenakan kekasihnya itu.
Mengusap punggungnya yang halus dengan penuh gairah dan melepas kaitan bra membuat payudara Caca yang tadinya menggantung kencang seakan terjatuh dan bisa dirasakan Jihoon.
Jihoon mengangkat dress yang dikenakan Caca membukanya dengan mulus dan melanjutkan ciuman mereka.
Jihoon meraih paha Caca mengangkatnya dalam sekali coba dan berjalan menuju kamar tanpa melepaskan pagutan mereka.
Jihoon menidurkan kekasihnya dikasur, memindahkan permainan lidahnya di potongan leher Caca membuat kekasihnya itu melenguh.
“Ssshh Ji.” Jihoon tersenyum, tubuh kekasihnya selalu tampak indah.
Caca menggelinjang kesana kemari karena sapuan basah Jihoon di tubuhnya.
Meninggalkan bekas merah keunguan di semua sisi.
Memeras payudaranya membuat Caca membusungkan dadanya meminta lebih.
Jihoon menjilat puting miliknya, memelintirnya sesekali lalu mencubitnya pelan membuat kekasihnya semakin menggila.
“Ji ahh.”
Sementara menyusu di payudara Caca, tangan besar milik Jihoon bergerak menuju selangkangannya.
Membuka celana dalam polos berwarna putih itu dan menyentuh titip sensitif membuat Caca kehilangan kewarasan.
Dua jari panjang Jihoon masuk ke lubang miliknya membuat Caca tak kuasa menahan dirinya untuk bergerak menyalurkan rasa nikmat itu keseluruh tubuhnya.
Dengan ibu jari Jihoon yang juga menekan klitorisnya membuat Caca ingin menangis.
Permainan jari Jihoon memang tidak pernah mengecewakan.
“Ahh Ji iyaa disitu. Where you at ahh” Caca menarik Jihoon melakukan isapan basah yang terasa lebih sensual dengan permainam jari Jihoon di bawah sana mengaduk dengan acak.
Sampai akhirnya Caca menggigit bibir Jihoon menandakan dia telah sampai.
“You're so wet sayang.”
Caca memeluk leher Jihoon menenggelamkan wajahnya malu.
Jihoon tertawa gemas. “Kenapa sih? Masih malu?”
“Ini baru pemanasan sayang.” Jihoon menarik diri, membuka pakaiannya menampilkan kejantanannya yang sudah tegang daritadi.
Caca mengangkangkan kedua kakinya. “Hey baby, come to mama sayang.”
Jihoon tersenyum, menuntun kejantanannya menuju lubang kenikmatan.
“Shout out my name sayang.”
“I will say- AHHH JIHOON.” Teriaknya saat Jihoon menusuknya keras namun sanggup membuatnya kehilangan kewarasan.
“Jihoon move now!”
Jihoon mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur, pelan namun sangat menyentak membuat kejantanannya menghantam titik sensitif milik Caca membuat kekasihnya menangis karena sumpah demi apapun ini sangat nikmat.
Jihoon tersenyum puas melihat ekspresi Caca yang setengah menganga karena menikmati permainannya. Baik Jihoon maupun Caca memang lebih suka bermain harder daripada faster karena hal itu membuat kejantanan Jihoon terasa nikmat saat lubang Caca memijitnya dengan pelan dan Caca yang menggila karena Jihoon selalu tahu apa yang menjadi kesukaannya.
“Ahh Jihoon, i love you dick ahhh sayang touch me“
Jihoon meraih kaki Caca dan meletakkannya di pundak lalu meremas payudara kekasihnya diantara kedua kaki Caca.
Caca meracau tak karuan.
“Ahh ahhh ahhh shhh Jihoon i love you so much sayang“
“Ahh i love you more Ca oh shit kenapa kamu sempit terus sih.” Hentakan demi hentakan berpadu dengan desahan mereka berdua.
“Jihoon ahhh aku mau sampe sayang.”
Jihoon menurunkan kedua kaki Caca memutar tubuh kekasihnya memegang satu kakinya membuat kejantanannya masuk lebih dalam dan menusuk lubangnya dengan keras dan cepat.
“Ahh ahh ahh ya ituhh sayang nghh enak banget.”
“Ca aku mau sampe juga.”
“Di dalam sayang, gapapa ahhh.”
Tusukan Jihoon semakin terasa lebih dalam. Caca bisa merasakan milik Jihoon menegang dan membesar di dalam lubangnya.
“Ahh Ca.”
Satu hentakan keras membuat Jihoon memegang pinggul Caca menusukkan miliknya dalam bersamaan dengan tubuh Caca yang menegang, dia menembakkan cairan kenikmatannya di dalam lubang itu dan sedikit tumpah bercampur dengan cairan Caca.
Mereka berdua ambruk. Caca memutar tubuhnya menghadap Jihoon tanpa melepas penyatuan mereka.
“Aku sayang Ca sama kamu.”
Caca hanya melumat bibirnya singkat sebagai jawaban.
Caca mengusap surai kecoklatan kekasihnya yang basah karena peluh akibat penyatuan nikmat mereka.
“Keep touching me like that Ca i love when your skin creeping on mine.“
Caca tersenyum. “and i love when your veins creeping on my skin either sayang. you're so hot.” Bisik Caca di telinganya sambil menuntun tangan besar milik Jihoon meremas dadanya.
“Touch it sayang, grab it sepuas kamu, im yours“
Jihoon tersenyum sembari meremas pelan payudara kekasihnya itu.
“Masih pengen Ca.” Jihoon kembali menggerakkan pinggulnya, membuat kejantanannya bergerak didalam lubang Caca.
“Shh sayanggg ih eunghh.”
“Kamu juga masih pengen kan.” Jihoon tersenyum senang saat Caca ikut menggerakkan pinggulnya meminta kejantanannya masuk lebih dalam.
Wajah turn on Caca yang setengah menganga lalu menggigit bibirnya dan desahan namanya yang keluar dari bibir kekasihnya itu adalah hal paling indah yang pernah dilihat dan didengar oleh Jihoon.
Dia akhirnya bangun dengan antusias dan kembali menusuk lubang Caca.
“AHHH YES JIHOON FUCK ME AHHH. WE GON RIDE ALL NIGHT SAYANG.” Teriak Caca tak kuasa menahan kenikmatan.